Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Pemkab Jember Kerahkan 205 Tenaga Kesehatan

Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi, Pemkab Jember Kerahkan 205 Tenaga Kesehatan Bupati Jember saat konferensi pers.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Jember kembali menjadi sorotan setelah sepanjang 2024 menempati posisi tertinggi di Jawa Timur untuk Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Menyikapi kondisi tersebut, Pemkab Jember mulai mengerahkan ratusan tenaga kesehatan sebagai langkah awal percepatan penanganan. 

Sebanyak 205 tenaga kesehatan diturunkan ke 6 kecamatan yang ditetapkan sebagai pilot project, yakni Silo, Jelbuk, Kaliwates, Ambulu, Tanggul, dan Jombang. Program ini menjadi tahap pertama sebelum diperluas ke wilayah lain.

Bupati Jember, Muhammad Fawait, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari rencana besar pemerintah daerah dalam memperkuat pemantauan kesehatan ibu hamil di seluruh kecamatan.

“Dari total sekitar 1.200 tenaga kesehatan yang kami siapkan, 205 orang kami terjunkan lebih dulu untuk tahap awal di enam kecamatan tersebut,” ujarnya.

Kepala daerah yang akrab disapa Gus Fawait itu menyebut, tenaga kesehatan akan melakukan pendataan ibu hamil dan memastikan pemeriksaan kehamilan rutin di puskesmas.

“Mereka akan melakukan pendataan ibu hamil dan memastikan pemeriksaan kehamilan dilakukan secara rutin di puskesmas,” tuturnya.

Menurut dia, pemeriksaan berkala penting untuk mendeteksi lebih dini risiko tinggi dalam kehamilan.

“Jika ada kondisi kehamilan yang berpotensi berbahaya, bisa segera kita pantau dan tangani, baik di puskesmas maupun dirujuk ke rumah sakit,” ucapnya.

Pemkab Jember berkomitmen menurunkan AKI dan AKB secara signifikan melalui langkah terstruktur dan terukur.

“Kami optimistis, dengan kerja bersama dan pengawasan yang lebih intensif, angka kematian ibu dan bayi di Jember akan bisa ditekan,” kata Gus Fawait.

Setelah tahap pilot project berjalan dan dinilai efektif, program ini akan diperluas ke desa dan kelurahan di seluruh kecamatan. 

Pemerintah daerah berharap upaya ini dapat mempercepat pemerataan layanan kesehatan ibu dan anak, sekaligus menurunkan risiko kematian selama masa kehamilan hingga persalinan. (nga/yud/mar)