TUBAN, BANGSAONLINE.com - Sudah setahun ini Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Tuban mengoperasikan alat canggih pemeriksa darah. Alat tersebut bernama Architec. Yakni alat yang memiliki fungsi untuk pemeriksaan infeksi menular melalui transfusi darah.
Alat canggih ini didatangkan guna memeriksa darah yang siap didonorkan pada pasien dalam kapasitas besar. Tidak tanggung-tanggung, sekali beroperasi alat ini mampu memeriksa darah sebanyak 100 tabung sampel.
Baca Juga: Peserta JKN di Ngasem Kediri Tunjukkan Kiat Sehat dengan Olahraga
Petugas teknis UTD PMI Tuban, Agus, saat ditemui BANGSAONLINE.com di ruang pemeriksaan darah, Rabu (4/11) mengatakan, selain mampu memeriksa 100 tabung sampel sekaligus, alat ini juga lebih valid dalam mendeteksi kelayakan darah yang siap donor. “Dulu masih manual memeriksa darah harus satu per satu dan membutuhkan waktu yang lama, tapi kini sudah tidak,” terang pria berkacamata ini
Dijelaskan Agus, pengoperasian alat ini cukup mudah dan simpel. Petugas hanya menaruh sampel darah di lubang-lubang kecil yang sudah disediakan. Kemudian, diopereasikan melalui komputer yang sudah satu paket dengan alat tersebut. Setelah melakukan pemrograman, hasil pemeriksaan darah itu akan muncul Results List Report (RLS) dalam bentuk print out. Di dalam RLS tersebut satu sampel darah akan menghasilkan 4 uji kadar, seperti Syphilis, HbsAgQ2, Anti-HCV dan HIVAg/Ab. Bilamana 4 uji tersebut sampel darah dinyatakan sehat maka “result” akan muncul tulisan “Nonreactive” atau istilahnya negatif dari 4 uji kadar tersebut.
“Ini sudah canggih, jadi pemeriksaan tidak perlu satu per satu, waktu pengoperasiannya juga tidak lama. Selanjutnya, bila alat ini ada yang bermasalah, maka akan muncul dengan sendirinya di layar komputer dan menunjukkan vahwa ada kerusakan pada sistem,”bebernya.
Baca Juga: Terbantu Kacamata Gratis, Didik Warga Kota Kediri Puas dengan Layanan JKN
Ia menambahkan, UTD PMI di wilayah Jawa Timur yang menggunakkan alat canggih ini baru beberapa kabupaten dan kota. Sesuai data dan informasi, UTD PMI baru memakai alat ini yakni Malang, Jember, Surabaya dan Tuban. “Memang alat ini baru dan mahal, makanya tidak semua UTD PMI memiliki alat ini,” tutupnya. (wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News