PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Kelompok Islam radikal selalu memanfaatkan ”opini publik” untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan mereka. Pesan-pesan keagamaan itu dikemas dalam bentuk propaganda.
”Kita cermati saja semua media mereka, terutama website, majalah dan buletin mereka atau media mereka yang lain. Semua pesan mereka disampaikan dalam kemasan propaganda,” kata Direktur HARIAN BANGSA M Mas’ud Adnan dalam Seminar Nasional bertema “Peran Media Kampus dalam Menangkal Radikalisme Mahasiwa/Mahasiswi” yang digelar Jurusan Ushuludddin dan Dakwah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Ponorogo Jawa Timur, Rabu (18/11/2015).
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
Dalam seminar yang dimoderatori Iswahyudi itu tampil juga sebagai nara sumber Dr Masdar Hilmy, wakil direktur Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya. Seminar yang dibuka Ketua STAIN Ponorogo Dr Hj S Maryam Yusuf, MAg itu diikuti para dosen dan ratusan mahasiswa. Hadir juga Ketua Jurusan Ushuluddin Dr Ahmad Munir yang juga mimpin doa.
Menurut Mas’ud Adnan, media kampus adalah media paling strategis untuk menangkal radikalisme karena mahasiswa selalau jadi sasaran kelompok Islam radikal. ”Tapi para pengelola media kampus harus memahami anatomi gerakan mereka sehingga bisa menyajikan tulisan yang mampu membongkar strategi mereka. Ingat, mereka terus bergerak dan bahkan makin masif,” kata alumnus pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair itu.
Ia juga minta media kampus istiqamah menyajikan laporan Islam rahmah dan ramah dengan logika dan dalil yang bersifat intelektual. Menurut dia, doktrin hanya bisa dilawan dengan doktrin yang masuk akal. ”Intensitas kajian dan liputan tentang Islam rahmah dan ramah harus lebih ditingkatkan dan divokalkan sehingga bisa menjadi “doktrin yang wajar” dan masuk akal. Dengan demikian media kampus menjadi media brainwash yang tanpa kehilangan nalar intelektual,” katanya.
Baca Juga: Sarat Nilai Keimanan, Khofifah Ajak Teladani Sifat Zuhud Abu Wahb Bahlul bin An as Shairofi Al Kufi
Masdar Hilmy yang berbicara pertama juga menyatakan bahwa peran media kampus sangat efektif untuk menangkal radikalisme. Ia memaparkan sejarah media kampus yang cukup mewarnai pemikiran mahasiswa, seperti majalah Balairung UGM Jogya dan yang diterbitkan IAIN dan perguruan tinggi lainnya.
Menurut dia, ketika seseorang secara intelektual telah matang sulit terpengaruh oleh tawaran pemikiran-pemikiran radikal. ”Saya baca buku-bukunya Imam Samudera sampai berkali-kali. Saya ingin tahu, mana yang bisa mempengaruhi saya. Tapi tak ada yang mempengaruhi pemikiran saya,” katanya.
“Jadi intinya tergantung para mahasiswa,” tambahnya. Artinya, jika secara intelektual mahasiswa punya kualitas tinggi sulit terombang-ambing oleh pemikiran-pemikiran radikal. (rev)
Baca Juga: 10 Rekomendasi Nama Bayi Laki-Laki Islami 3 Kata Keren, Punya Arti Mendalam, dan Penuh Doa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News