LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Gudang Komoditi System Resi di Desa Bakalan Pule Kecamatan Tikung Lamongan yang dibangun dengan anggaran APBD-APBN Tahun 2011 silam senilai Rp 5,3 Miliar hingga kini belum dimanfaatkan oleh petani Lamongan. Bahkan, gudang tersebut kini terlihat mangkrak.
Menurut keterangan yang dihimpun wartawan menyebutkan, Gudang Resi tersebut sempat dikontrakkan oleh pihak Pemkab kepada salah satu PT yang bergerak di bidang pembibitan dan pakan ternak, namun kini sudah tidak ada kegiatan lagi.
Baca Juga: Peringatan HKN ke-60, Pemkab Lamongan Klaim Program Kesehatan Laserku Jangkau 4.187 KK
"Saya tidak tahu, kok sekarang sepi tidak ada kegiatan apa-apa," ujar Sriatun pemilik warung sebelah gudang tersebut, Minggu (29/11).
Karena jarang ada kegiatan, kondisi gudang komoditi system resi yang dibangun di atas tanah sekitar setengah hektar itu pelatarannya banyak tumbuh rumput dan di belakang selatan tumbuh ilalang.
Sedangkan musalla yang berdiri megah di barat resi gudang, gentingnya mulai pecah dan rontok, termasuk kaca nako juga ada yang lepas. Maklum saja karena musalla tidak ada yang memanfaatkan untuk ibadah.
Baca Juga: Kepala DPMD Lamongan Sebut Keberadaan BUMDes Harus Libatkan Tokoh dan Masyarakat
Informasi yang diperoleh, sudah terhitung dua kali langkah sosialisasi pemanfaatan gudang dengan Sistem Resi Gudang (SRG) pada para petani. Di antaranya, di Hotel Grand Mahkota Kabupaten Lamongan dan di Pendopo Lokatantra. Namun belum membawa dampak positif sampai hari ini.
Terbukti tidak ada petani yang berminat menyimpan produksi hasil pertaniannya.
Padahal dengan SRG, petani akan mendapatkan harga jual yang lebih baik karena bisa menunda waktu penjualan. Selain itu, petani juga bisa mendapatkan pembiayaan dengan cara cepat dan mudah. Dan diharapkan system ini akan mendorong petani agar berusaha dalam kelompok sehingga meningkatkan kesejahteraannya.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, Gunadi, ketika dikonfirmasi melalui Kabag Humas Pemkab Lamongan, Sugeng Widodo Minggu (29/11) mengatakan bahwa terkait hal tersebut sudah dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, termasuk sosialisasi kepada kelompok tani di Lamongan.
Baca Juga: Pimpin Apel Peringatan HSN 2024, Plh Bupati Lamongan Ajak Santri Warisi Nilai-Nilai Luhur
”Kita sudah berusaha sosialisasi kepada Gapoktan maupun kelompok tani. Tapi sampai saat ini baru ada dua yang berminat, kelompok tani dan KUD,” ungkap Sugeng. Selain itu, Kata Sugeng keberadaan resi gudang juga masih menunggu sertifikat dari PT Pertani yang membina petani sekaligus sertifikat itu sebagai wujud kelayakan resi gudang. (lmg1/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News