NGAWI, BANGSAONLINE.com - Diduga karena perencanaannya tak matang serta pekerjaannya menyalahi bestek, proyek jalan dan jembatan senilai Rp 25 miliar di Desa Ngancar Kecanatan Pitu yang masih dalam pengerjaan, ambrol. Kondisi tersebut menjadi perhatian warga setempat yang sudah menunggu cukup lama proyek itu.
Anggota Polsek Pitu tampak mengamankan lokasi ambrolnya proyek yang masih mengerjakan plengsengan tersebut, Selasa (1/12).
Baca Juga: Masuk Musim Hujan, BPBD Ngawi Bersama Forkopimda Gelar Apel Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana
Saat ini, satu unit eskavator tengah melakukan pembersihan proyek plengsengan dengan tinggi 8 meter, lebar 15 meter dan panjang sekitar 30 meter yang ambrol untuk dilakukan perbaikan oleh pekerja.
Proyek pembangunan Jembatan penghubung Kecamatan Paron menuju Kecamatan Pitu yang dipisahkan oleh sungai bengawan Solo tersebut, merupakan paket pertama. Awalnya, proyek paket pertama direncanakan memakai sistem kerangka. Karena mempertimbamgkan banjir di kawasan tersebut, akhirnya beralih sistem plengsengan. Sedangkan tahap kedua berupa pembangunan jembatan utama dengan anggaran sekitar Rp 18,4 miliar.
Menurut salah satu warga setempat, Sunarti menuturkan, bahwa, sebelum plengsengan amblas pada Jumat malam (27/11), tanda tanda ambrol sudah ada beberapa hari sebelumnya.
Baca Juga: Polres Ngawi Ringkus 2 Pengguna Sabu
"Beruntung tidak ada pekerja atau penduduk yang berada disekitar, sehingga tidak ada korban jiwa," ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Dinas PU Bina Marga, Ciptakarya dan Kebersihan (BMCK) Ngawi menyatakan penyebab ambrolnya plengsengan, diduga kuat akibat pergerakan tanah yang dipicu oleh hujan deras dalam Minggu terakhir. Perbaikan plengsengan menjadi tanggung jawab sepenuhnya pelaksana proyek, karena ditargetkan selesai pada bulan Desember 2015 ini.
Sebelumnya, sisi selatan Jembatan di Desa Ngancar Kecamatan Pitu, terlihat retak dan ada bekas dipoles. Padahal, proyek jembatan tahap satu tersebut selesai dibangun belum setahun. Kala itu, Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya dan Kebersihan (BMCK) Ngawi membantah jika sisi selatan jembatan retak, karena itu hanya untuk merapikan.
Baca Juga: Alami Kekeringan, Dandim Ngawi bersama Stakeholder Lakukan Pengecekan Sumber Air
Proyek tahap I jembatan Ngancar ini didanai Bantuan Keuangan Khusus Bidang Infrastruktur (BKK-BI) Kabupaten Ngawi, tahun 2014 dengan alokasi sekitar Rp 5,673 miliar yang dikerjakan PT Jati Sono Multi Konstruksi.
Saat itu, Kasi Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan DPU BMCK Ngawi, Wignyo kepada BANGSAONLINE membantah jika jembatan tersebut retak-retak. “Itu bukan retak, tapi pekerjaan perapian saja, sekali lagi perapian,” tandasnya kala itu. (nal/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News