BANGSAONLINE.com - Salah satu bakal calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump, menjawab protes warga Inggris yang melarang dia masuk ke negara mereka. Dia mengatakan Muslim Inggris lebih tertarik gabung kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dibanding dengan tentara Negeri Kerajaan itu.
Tudingan Trump dilancarkan hanya sejam setelah ia dipecat sebagai duta bisnis pemerintah Skotlandia, juga gelar kehormatannya dicabut oleh Universitas Robert Gordon di Aberdeen lantaran pernyataan kontroversinya itu.
Baca Juga: Yakini Kebenaran Islam, Dua Pemuda Resmi Mualaf dengan Bersyahadat di Masjid Al-Akbar Surabaya
"Muslim Inggris lebih tertarik jadi militan ISIS dibanding jadi tentara negara. Dan dukungan warga Inggris terhadap Muslim malah jadi membuat lengkap proposal Muslim dilarang masuk Amerika," ujar Trump di akun Twitter pribadinya, seperti dilaporkan dari situs scotsman.com, Sabtu (12/12).
Semalam, tentara Inggris menolak mengomentari kicauan Trump. Bagi mereka, tidaklah penting mengomentari omongan Trump.
Sementara itu, akibat dari pernyataan kontroversialnya Trump mendapat kecaman dari berbagai pihak.
Baca Juga: Temui Pengusaha di Vietnam, Jokowi Ajak untuk Berinvestasi di IKN
Warga Inggris sendiri sampai membuat petisi elektronik kepada parlemen. Isinya, meminta parlemen menetapkan Trump sebagai sosok dilarang masuk seluruh wilayah Britania Raya.
Sosok yang mengusulkan petisi itu adalah Suzanne Kelly. Dia sebelumnya pernah mengkritik Trump karena membangun lapangan golf di Kota Aberdeenshire tanpa mengikuti izin yang berlaku.
Menurut Kelly, polah Trump tidak bisa ditoleransi. Usulan melarang muslim masuk AS sudah terhitung ujaran kebencian. Perilaku menebar provokasi, fitnah, serta promosi terorisme masuk kategori pidana dan bisa membuat seseorang dilarang masuk Inggris oleh Kementerian Dalam Negeri.
Baca Juga: Jaksa Khusus Kasus Dugaan Korupsi Anak Presiden
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News