TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung mencatat terjadi kenaikan yang sangat signifikan korban jiwa maupun penderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Selama tahun 2015, tercatat sebanyak 888 penderita. Angka tersebut meninggkat 50% dibandingkan tahun lalu.
Padahal, upaya sosialisasi penagulangan penyakit ke masyarakat sudah dilakukan melalui Pukesmas. Kenyataannya, korban jiwa akibat DBD tetap saja meningkat. Demikian disampaikan oleh Kasi Pengendalian Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka kepada bangsaonline.com di kantornya, Senin (21/12).
Baca Juga: Kurang dari 24 Jam, Polresta Sidoarjo Tangkap Suami yang Bunuh Istri di Krian
“Kami sudah bekerjasama dengan seluruh Pukesmas untuk melakukan fogging dan beberapa upaya lainya untuk pemberantasan sarang nyamuk. Tetapi penyebaran virus DBD tersebut tetap saja menyebar di mana-mana hingga memakan korban jiwa,” ujarnya.
Dijelaskan, kawasan rawan terkena DBD yaitu daerah dengan padat penduduk. Seperti Kecamatan Tulungagung, Kedungwaru, Boyolangu dan Pakel. Sementara peyebaran virus tersebut paling cepat di pasar tradisional dan tempat pendidikan.
“Virus DBD ini belum bisa diprediksi. Artinya, kapan saja dapat menyerang warga. Biasanya di lokasi pasar juga banyak terdapat tempat yang lembap sehingga tumbuh kembangnya nyamuk tersebut sangat cepat. Apalagi kalau selokan sekitar pasar terdapat genangan air keruh, dan lokasi aktivitas lainya yakni kawasan pendidikan,” imbuh Didik. (fer/rev)
Baca Juga: Warga Tulungagung Meninggal, Diduga Keracunan Nasi Hajatan dari Blitar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News