TUBAN, BANGSAONLINE.com - Mengisi waktu liburan sejatinya tidak harus ke luar kota dan menuju ke tempat wisata. Namun, dengan memainkan "dolanan lawas" seperti main dakon dan obak gunungan bisa dijadikan alternatif sekaligus nostalgia dan melestarikan permainan tradisional yang terus tergerus zaman.
Seperti yang dilakukan oleh siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Pakel, Kecamatan Montong, Tuban. Untuk mengisi liburan akhir semester ganjil, mereka lebih memilih bermain tradisional ketimbang pergi ke tempat wisata.
Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu
Permainan tradisional tersebut hampir setiap hari digelar di halaman rumah Husnul Khotimah, guru madarasyah Ibtidaiyah (MI) di Balen, Bojonegoro, yang rumahnya di Desa Pakel, Kecamatan Montong, Tuban.
Ketika bangsaonline.com mengunjungi lokasi, Jum'at (1/1), anak-anak nampak asik menikmati permainan tersebut, salah satunya dengan bermain dakon. Dakon adalah salah satu permainan tradisional menggunakan bidang yang terbuat dari kayu dengan panjang 50 cm, lebar 20 cm. Dalam kayu itu terdapat 12 buah lubang.
Pemain kemudian menggunakan biji buah seperti sawo dan kelereng untuk mengisi lubang tersebut. Permainan dakon bisa juga dimainkan di atas tanah dengan membuat lubang-lubang kecil.
Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar
Selain bermain dakon, anak-anak juga bermain obak gunungan atau engklek. Engklek merupakan permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar di atas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak berikutnya.
Bermain engklek juga bermanfaat untuk kesehatan karena pemainnya dituntut aktif melompat.
“Untuk mengisi hari libur, kami bersama teman-teman bermain dakon dan obak gunungan. Obak gunungan ini untuk kelincahan,” kata Niluh Cahya Safitri, Siswi kelas 6 SDN Pakel kepada bangsaonline.com
Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm
Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Bidang Pemuda, Pordikmas dan Jarahmitra Dikspora Tuban, Rosul, mengapresiasi siswa yang masih melestarikan permainan tradisional tersebut di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat.
"Dolanan (mainan) ini harus dilestarikan. Khususnya, di tengah-tengah jaman moderen ini," ungkap Rosul. (wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News