Lumpuh 22 Tahun, Pemuda di Tuban ini tak Tersentuh Bantuan Pemkab

Lumpuh 22 Tahun, Pemuda di Tuban ini tak Tersentuh Bantuan Pemkab Ardiansyah, hanya bisa berbaring di kamarnya ditemani ayahnya. foto: suwandi/ BANGSAONLINE

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Upaya Pemerintah Kabupaten (pemkab) Tuban dalam pemerataan kesehatan masyarakat ternyata belum sepenuhnya dilakukan. Buktinya, masih saja terdapat warga yang belum mendapatkan kesejahteraan kesehatan.

Seperti Ahmad Ardiansyah (22) misalnya. Pemuda warga Jalan Cendana III RT 08 RW 03 Kelurahan Taksimadu, Kecamatan Palang, Tuban yang umpuh sejak kecil ini hingga kini belum pernah disentuh pemerintah. Jangankan bergerak, berbicara saja Ardiansyah tidak mampu.

Baca Juga: Masyarakat Keluhkan Tingginya Denda Tilang yang Dijatuhkan PN Tuban, Tertinggi Rp750 ribu

Kini kedua orang tuanya, Sunarko (55) dan Tatik Mudiarti (49) hanya bisa pasrah melihat anaknya berbaring di tempat tidur yang hanya lesehan.

Saat ditemui di kediamannya, Minggu (17/1), Sunarko bercerita, anaknya mulai menderita kelumpuhan sejak berumur 8 bulan. Banyak cara dilakukan keluarga untuk menyembuhkan penyakit yang diderita anaknya tersebut. Termasuk membawa Ardiansyah ke Rumah Sakit Solo, khusus menangani tulang. Bahkan, Sunarko mengaku pernah membawa ke tabib di Bondowoso.Namun, hasilnya tetap saja nihil dan kondisi anak malah memburuk.

“Sampai saat ini anak saya belum membaik dan masih terbaring di kamar,” terang Sunarko.

Baca Juga: Penyidik Satreskrim Polres Tuban Mulai Periksa Korban Dugaan Penggelapan Dana BMT AKS Bancar

Ia mengaku sudah tidak punya apa-apa lagi untuk mengobatkan anaknya itu. Semua tabungannya sudah ia habiskan demi menyembuhkan penyakit yang diderita anaknya.

Setiap hari Ardiansyah hanya disiapkan susu dalam dot layaknya anak kecil umur 1 tahun. 

“Terkadang merintih kesakitan. Mungkin karena capek karena lama berbaring,” ungkap bapak penjual Rolado ini.

Baca Juga: Warga Resah Kawasan GOR Tuban Marak Aksi Maling Motor dan Helm

"Kata dokter syaraf tulang belakang telah mengenai syaraf otak. Sehingga, membuatnya tidak dapat berbicara dan mengalami kelumpuhan," kata Tatik Mudiarti, ibu Ardiansyah.

Tatik bercerita jika saat itu anaknya lahir prematur saat kandungan masih 8 bulan. Ketika itu Ardiansyah lahir dengan bantuan dukun bayi pada pukul 23.00 WIB. Pada saat lahir tidak ada gerakan maupun tangisan Ardiansyah. Kemudian, sekitar pukul 04.00 WIB, Ardiansyah baru bisa bergerak dan nangis.

“Mengetahui anak kami berbegerak langsung kami bawa ke rumah sakit untuk mendapat perawatan,” ucapnya.

Baca Juga: Lewat Restorative Justice, Kejari Tuban Selesaikan Kasus Penganiayaan

Lanjut Mudiarti, pada saat umur 1 hingga 8 bulan badan Ardiansyah badannya gemuk, bahkan masih bisa berdiri. Namun, setelah itu tidak dapat berjalan dan duduk. Kemudian, saat diperiksakan kata dokter pertumbuhan tulangnya bagus. Anehnya penyataan dokter tidak seimbang dengan kenyataannya.

“Sempat kami obatkan ke mana-mana, termasuk ke rumah dukun, karena inigin anak kami sembuh,” bebernya.

Karena sudah tak memiliki tabungan, kini Tatik mengaku hanya berharap ada uluran dari pemerintah supaya anaknya dapat sembuh seperti pemuda normal lainnya.

Baca Juga: Mediasi Gagal, Proses Hukum Kasus Perusakan Pagar Rumah Warga oleh Pemdes Mlangi Berlanjut

“Kami tetap berdoa semoga anak kami ini bisa sembuh seperti anak normal lainnya,” pintanya. (wan/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Perahu Penyeberangan Tenggelam di Bengawan Solo, Belasan Warga Dilaporkan Hilang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO