JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan tak hadir dalam acara groundbreaking, atau seremoni tanda proyek dimulai, untuk kereta cepat Jakarta-Bandung dengan jarak 142 km, Kamis (21/1). Peran Jonan untuk meloloskan groundbreaking KA cepat Jakarta-Bandung sangat besar. Sebab, semua izin, mulai dari izin trase, izin badan usaha prasana kereta cepat, hingga izin pembangunan, dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan.
Namun, saat peresemian proyek dilakukan Presiden Joko Widodo, Jonan memilih untuk menghadiri acara penyerahan bus dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, Perum Damri, dan Perum PPD di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.
Baca Juga: Tingkatkan Layanan, PT KAI Daop 7 Madiun Mulai Penataan Stasiun Kediri
Presiden Jokowi yang hadir dalam acara tersebut hanya didampingi beberapa menteri, yakni Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya.
Acara itu juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. "Kecepatan mengantar orang dan barang adalah penentu kompetisi," kata Jokowi.
"Transportasi masal, yang namanya MRT (Mass Rapid Transportation), LRT (Light Rail Transortation,) kereta cepat, harus didahulukan, imbuhnya.
Baca Juga: Perkenalkan Dunia Kereta Api, PT KAI Daop 7 Madiun Gelar Edutrain
Jokowi menjelaskan, nantinya jenis-jenis transportasi masal itu dirancang untuk menunjang satu sama lain untuk kepentingan penumpang. "Penumpang kereta cepat akan diterima oleh LRT Bandung Raya, begitu pula MRT di Jakarta."
Jokowi juga kembali menjelaskan skema pembiayaan kereta cepat yang tidak menggunakan APBN. "Karena APBN diperuntukkan bagi infrastruktur luar Jawa. Misalnya jalan tol Makassar-Manado, kereta di Papua. APBN akan kita arahkan ke sana," papar Jokowi.
"Jangan sampai Jawa sentris lagi. Melainkan, kita arahkan menjadi Indonesia sentris."
Baca Juga: Diduga Bunuh Diri, Pria di Kota Malang Tewas Mengenaskan Tertabrak Kereta Api
Kereta cepat Jakarta-Bandung dibangun dengan biaya 5,573 miliar dolar AS oleh PT Kereta Cepat Indonesia Cina yang merupakan konsorsium BUMN Indonesia dan Konsorsium China Railways dengan skema business to business.
Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia Cina, Hanggoro Budi, mengatakan pihaknya langsung melakukan pengerjaan konstruksi. "Ini kita lakukan utk mengejar target, konstruksi tuntas 2018 sehingga kereta cepat sudah beroperasi 2019," kata Hanggoro Budi.
Sementara Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) menyambut baik proyek kereta api cepat tersebut.
Baca Juga: Mau Naik Kereta Secara Rombongan? Ini Syarat dari KAI Daop 8 Surabaya
"Ya kita sambut baiklah. Kalau bangun kereta, otomatis berpengaruh pada perkembangan ekonomi," kata Ahok yang hadir diacara persemian dan peletakan batu pertama kereta cepat di Kebun Teh Madalawangi Maswati, Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jabar.
Kebun Madalawangi milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII ini menjadi lokasi pembangunan awal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Area tersebut, selain dilewati rel kereta cepat, akan dibangun Transit Oriented Development (TOD) yang menyatu dengan pembangunan kota baru Walini.
Ahok menilai kehadiran kereta cepat Jakarta-Bandung merupakan langkah perdana yang kelak memudahkan proyek serupa dari Jakarta ke wilayah lain. Kereta tersebut digadang-gadang memiliki kecepatan 250 kilometer per jam.
Baca Juga: Tekan Angka Kecelakaan KA, Kemenhub Berencana Tutup Perlintasan Sebidang
"Ini juga satu tes yang baik, kalau semua lancar kan nanti dilanjutkan ke Jakarta-Surabaya. (kereta cepat) Era baru lah saya kira, pertama kali investasi kereta cepat seperti ini," ujarnya.
Jarak Tempuh Jakarta-Bandung yang semula memakan waktu 3 jam akan menjadi sekitar 30 menit setelah kereta cepat ini hadir. Kereta tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada 2019.
"Kalau keuntungan, pastinya si seluruh dunia kalau ingin punya transportasi yang murah logistik itu ialah kereta," ucap Ahok.
Baca Juga: Satlantas Polres Ngawi Berikan Imbauan Kepada Masyarakat Sekitar Perlintasan Kereta Api
Groundbreaking pembangunan proyek kereta cepat Jakarta Bandung dilakukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Kereta cepat Jakarta-Bandung dibangun dengan investasi US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 77 triliun dan tidak menggunakan dana APBN serta tanpa jaminan pemerintah. Investasi ini dibiayai secara mandiri oleh konsorsium BUMN Indonesia dan konsorsium China Railways dengan skema business to business. (mer/kcm/tic/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News