Wajah dan Mata Dita Lebam, Ngaku Dianiaya Anggota DPR, Masinton Membantah

Wajah dan Mata Dita Lebam, Ngaku Dianiaya Anggota DPR, Masinton Membantah Wajah dan mata Dita Aditia Ismawati lebam. Foto: detik.com

JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Wajah Dita Aditia Ismawati ini mengenaskan. Mata dan wajah Dita merah dan lebam. Itu terlihat dari foto yang beredar di berbagai media sosial, termasuk grup WA.

Seperti dilansir detik.com, beredar cerita bahwa Dita Aditia Ismawati dianiaya oleh atasannya yaitu anggota Fraksi PDIP Masinton Pasaribu. Cerita ini beda dengan versi Masinton. Apa isinya?

Baca Juga: Diduga ada Orang Ketiga, Pendeta di Surabaya Aniaya Istrinya

Cerita ini beredar luas di pesan berantai media sosial, Minggu (31/1/2016). Sejumlah penyebar menyebut ini berasal dari Dita. Namun tak jelas asal-usulnya. Upaya detikcom mengkonfirmasi langsung pada Dita, belum mendapat respons. Namun secara garis besar, kisah ini sama dengan cerita yang disampaikan Anggota Badan Advokasi dan Bantuan Hukum Partai NasDem Wibi Andrino yang mendampingi Dita saat melapor ke Bareskrim Polri.

Dita dalam cerita itu mengatakan pada Kamis 21 Januari 2016 sekitar pukul 21.00 WIB sedang berkumpul dengan teman-teman NasDem di Camden Bar Cikini. Pukul 22.30 WIB, dia dijemput oleh Masinton Pasaribu melalui sopirnya Husni yang mendatangi Dita di meja tempat Dita kumpul.

Husni mengatakan kalau bosnya (maksudnya Masinton) sudah menunggu di dalam mobil. Dita lalu bersama Husni keluar Camden Bar menuju mobil Masinton. Dita sempat kembali ke Camden karena ada barang yang tertinggal. Lalu Dita diantar oleh temannya hingga ke parkiran Camden. 

Baca Juga: Pelaku Pengeroyokan di SPBU Sidoarjo Ditangkap Polisi

Dita duduk di bangku depan samping kemudi, sedang Masinton di belakang dan Husni di depan. Tidak ada Tenaga Ahli (TA) bernama Abraham Leo Tanditasik dalam cerita versi Dita ini.

Di dalam mobil itu, Dita sempat dimaki dan diinterogasi oleh Masinton. Setelah itu Dita yang masih berada di dalam mobil meminta tolong Husni untuk mengambil mobilnya yang diparkir di DPW NasDem. Masinton meminta Husni mengambil mobil Dita ke DPW NasDem dan menaruhnya ke rumah Dita di MTH Square, Cawang.

Saat sampai di DPW NasDem, Husni yang tadi menyetir mobil Masinton akhirnya beralih menyetir mobil Dita. Sehingga di mobil hanya ada Masinton dan Dita. Dita diajak berputar-putar sambil diinterogasi dan dimaki-maki hingga menangis dan dugaan peristiwa pemukulan pun terjadi.

Baca Juga: 3 Pelaku Penganiayaan Hingga Tewaskan Korban di Tanggulangin Sidoarjo Ditangkap

Dita yang kesakitan lalu membelokkan setir ke sebelah kiri hingga mobil oleng ke kiri jalan. Dita sempat bilang ke Masinton akan melaporkan penganiayaan ini ke polisi dan melakukan visum ke Rumah Sakit sebagai bukti. Setelah itu Dita diturunkan di dekat Cawang.

Dita sempat bertemu dengan Husni yang mau menyerahkan kunci mobil. Dita mengatakan kepada Husni kalau dia dipukul Masinton. Kemudian Dita pergi menggunakan taksi ke Polsek Jatinegera untuk membuat laporan. Di Polsek, Dita dibawa ke RSUD Budi Asih untuk menjalani visum.

Setelah itu, Dita kembali ke Polsek Jatinegara dan disarankan untuk istirahat sebelum membuat BAP dan kembali Sabtu (23/1) pukul 09.00 WIB. Namun, Dita tak kembali pada Sabtu karena dia harus menjalani rawat inap di RS Aini dari Jumat-Sabtu atau tanggal 22-24 Januari 2016.

Baca Juga: Anggap Kehidupan Korban Lebih Baik, Seorang Pria di Tenggumung Surabaya Bacok Tetangganya

Polsek Jatinegara, Jakarta Timur, membenarkan Dita melapor. Dita datang pada hari Jumat (22/1) dan sempat melapor atas penganiayaan terhadap dirinya. Oleh pihak kepolisian, Dita diarahkan untuk visum et repertum ke RSUD Budi Asih.

"Dia ke sini Jumat (22/1) malam sekitar jam 00.30 WIB. Oleh petugas kita arahkan ke RSUD Budi Asih untuk divisum saja," kata petugas piket Polsek Jatinegara, Minggu (31/1/2016).

Setelah melakukan visum pihak kepolisian menyarankan untuk pulang beristirahat dan diminta datang lagi ke Polsek untuk membuat laporan BAP. "Kita suruh pulang, besok Sabtu (25/1) datang lagi lapor untuk buat BAP. Tapi dianya lapornya langsung ke Bareskrim," sambungnya.

Baca Juga: Kasus Penganiayaan Pemilik Resto Jalan di Tempat, Ini Respon Polrestabes Surabaya

RS Aini di Kuningan Jakarta Selatan juga membenarkan ada pasien bernama Dita Aditia. Salah seorang petugas mengatakan, Dita sempat dirawat dari tanggal 22 sampai tanggal 24 Januari di kelas I.

Sementara Masinton membantah sebagai pelaku penganiayaan terhadap Dita. Dia menyebut, di dalam mobil ada tiga orang. Masinton duduk di belakang, Dita di depan samping sopir, sementara yang mengemudi adalah Abraham Leo.

Versi Masinton, Abraham Leo yang membuat Dita terluka. Tangannya yang memakai batu akik secara refleks mengenai wajah Dita. Saat itu, Dita meronta-ronta karena diduga mabuk hingga hendak merebut setir.

Baca Juga: Polres Madiun Kota Tetapkan Beberapa Tersangka Pengeroyokan oleh Geng Sakura

Versi siapa yang benar? Belum jelas. Saat ini, polisi masih melakukan penelusuran. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti saat ditanya soal ini belum berkomentar banyak. "Baru dilaporkan, sudah nanya," kata Badrodin di Hotel Borobudur.

Sementara Wakil Ketua Fraksi PDIP di DPR, Hendrawan Supratikno menilai Masinton mungkin alpa dalam merekrut staf. Padahal arahan pimpinan Fraksi PDIP jelas; anggota harus mengutamakan kader banteng moncong putih sebagai staf dan tenaga ahli di DPR. 

"Di Fraksi (PDIP) selalu ditekankan untuk staf dan tenaga ahli harus diutamakan dari kader PDIP, karena banyak kader yang antre," kata Hendrawan Supratikno ketika dihubungi, Minggu (31/1/2016). 

Baca Juga: Tak Terima Rumahnya Jadi Tempat Parkir, Warga Banyuwangi Bacok Tetangganya saat Tahlilan

Mengutamakan kader sebagai staf dan tenaga ahli anggota DPR, kata Hendrawan, juga berfungsi sebagai pengkaderan. "Tak hanya staf dan tenaga ahli, sebagai proses pengkaderan bahkan tenaga administrasi fraksi pun harus diutamakan kader PDIP," kata Hendrawan. 

Anggota Fraksi PDIP selalu diminta menanyakan kartu keanggotaan partai kepada calon staf dan tenaga ahlinya. Terkait Masinton yang mengangkat staf dari luar PDIP, menurut Hendrawan bisa saja itu terjadi karena kealpaan saja. "Itu bisa saja kealpaan Pak Masinton, karena bisa saja ketika akan direkrut calon staf atau tenaga ahli itu berjanji akan bikin kartu anggota PDIP," kata Hendrawan. 

Pimpinan Fraksi PDIP, kata Hendrawan, akan meminta penjelasan dari Masinton yang mengangkat Dita sebagai staf ahli tersebut. Fraksi juga akan meminta klarifikasi dari Masinton terkait tuduhan telah menganiaya Dita. 

Baca Juga: Lansia di Malang Meninggal Usai Dianiaya Tetangganya di Dekat Makam Leluhur

Masinton Pasaribu menjelaskan bahwa Dita Aditia Ismawati adalah asisten pribadi bukan staf ahli. Namun dalam laporannya ke Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, Dita mengaku sebagai staf ahli di DPR. 

Soal pengangkatan Dita sebagai asisten pribadi, Masinton mengaku hanya dititipi oleh seorang temannya. "Aku dititipi teman. Waktu itu ada penambahan aspri (asisten pribadi), kebetulan ada lowongan," kata Masinton.

Dia mengaku sudah tahu sejak awal bahwa Dita adalah simpatisan Partai NasDem. Dia mau menerima Dita sebagai asisten pribadi karena Dita mau membuat Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP. "Di NasDem dia cuma simpatisan, tempat nongkrong. Dia harus punya KTA PDIP, ya pak nanti saya buat KTA PDIP," ujar Masinton sambil mengulang perkataan Dita.

Sumber: detik.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Viral, Sopir Truk Sampah Dihajar Oknum Polisi, Korban Laporkan ke Propam':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO