SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Plengsengan sungai Sumber Merra, di Dusun Ba’regih, Desa Payudan Karangsokon, Kecamatan Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Madura yang ambruk sepekan yang lalu hingga kini belum diperbaiki. Ada kesean, Pemkab sengaja membiarkan plesengan dan tidak segera diperbaiki.
”Mestinya langsung diperbaiki. Karena dana untuk perbaikan fasum (fasilitas umum) yang diakibatkan bencana alam sudah ada,” kata Moh. Ramsi Anggota DPRD Sumenep, asal Daerah Pemilihan (Dapil) III yang meliputi, Kecamatan Pragaan, Guluk-Guluk, dan Kecamatan Ganding, Selasa (2/2).
Baca Juga: Dinkes P2KB Sumenep Catat Kasus 1.323 Kasus DBD Sepanjang Tahun 2024
Anggaran untuk kerusakan fasilitas umum yang rusak akibat bencana alam, diambilkan dari anggaran dana tak terduga yang saat ini berada di Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan, dan Aset (DPPKA).
”Jadi, tinggal mencairkan saja jika sudah ada pengajuan. Jangan persulit, karena ini berkaitan dengan kepentingan umum,” kata dia.
Sungai tersebut mempunyai kedalaman 7 meter, dengan kondisi tebing yang ambruk sekitar 6 meter dengan panjang 43 meter. Sementara kerugian material diperkirakan sebesar Rp 200 juta.
Baca Juga: Kacabdin Pendidikan Jatim Sumenep Ngaku Sudah Panggil Oknum Guru SMAN 1 Arjasa yang Jarang Ngajar
Meskipun dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa, namun jika tidak segera diperbaiki akan mengancam keberadaan gedung sekolah yang tak jauh dari lokasi tebing tersebut.
Apalagi saat ini material reruntuhan tebing yang baru dibangun itu belum diseingkirkan, sehingga membuat aliran sungai terhambat. Jika dibiarkan terlalu lama, kemungkinan besar air akan tergenang dan berpotensi terjadi luapan air saat hujan deras.
Kepala Bidang Rehab dan Rekonstruksi (RR) Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, Sutrisno, membenarkan peritiwa tersebut. Bahkan beberapa waktu lalu pihaknya sudah melakukan peninjauan ke lokasi bencana langsung.
Baca Juga: Budayawan Madura Sesalkan Oknum Guru SMAN 1 Arjasa Sumenep yang Jarang Ngajar Selama 2 Tahun
Berdasarkan hasil analisis sementara, kerugian tersebut ditaksir mencapai 143 juta jika perbaikan tersebut memakai bronjong, dengan kedalaman dan lebar bekas longsor 6 meter dengan panjang 43 miter. Jika plengsengan itu akan dibangun dengan memakai beton, diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp 200 juta.
”Kami sudah merekap semua kebutuhan pembangunan itu. Saat ini masih diajukan ke Pemerintah Daerah untuk disetujui. Setelah mendapat persetujuan, maka akan diproses ke Dinas PU Pengairan sebagai Dinas Tekhnis, yang kemudian akan diteruskan ke DPPKA untuk ditindak lanjuti,”jelas dia.
Sedangkan untuk pekerjaannya nantinya akan dilakukan dengan cara swadaya. ”Jadi, dalam pekerjaannya nanti akan melibatkan warga setempat,” kata Sutrisno menambahkan. (jiy/fay/ns)
Baca Juga: Pemkab Sumenep Teken Kerja Sama Proyek APHT dengan PD Sumekar, Siap Operasikan Pabrik Rokok Terpadu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News