MALANG, BANGSAONLINE.com - Penyelenggaraan Festival Malang Doeloe (FMD) tahun 2016 selama dua hari yakni Minggu dan Senin, 7-8 Februari 2016, di sepanjang kawasan kantor Bakorwil IV Malang Jl. Simpang Ijen Kecamatan Klojen dinilai berantakan. Event yang digelar oleh EO (Event Organizer) Next Level dan bekerjasama dengan beberapa sekolah SMA swasta Malang ini dinilai tidak representatif karena area event sempit.
Seperti yang dikeluhkan salah satu pengunjung bernama Ida (38), warga Kecamatan Klojen. Ia menuturkan, FMD ini terkesan memaksakan kehendak, sebab lokasi yang disediakan sangat sempit, sehingga pengunjung harus berdesakan. “Masyarakat tidak bisa leluasa dalam menikmati stand pameran yang dipersembahkan," kata Ida, yang mengunjungi FMD bersama keluarganya, siang tadi (8/2).
Baca Juga: Polri Uji Coba Syarat Kepesertaan Aktif JKN bagi Pemohon SIM di Malang Raya
Terkait hal ini, Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Malang, yang dikonfirmasi bangsaonline.com melalui Kustiah selaku Kepala Bidang Seni dan Budaya mengatakan bahwa penyelenggaran FMD ini memang tidak melibatkan pihaknya. Pasalnya, lanjut Kustiah, Disbudpar sudah menawarkan kepada EO Next Level agar acara tersebut dijadikan satu dengan acara Internasional, yaitu ICCC di bulan April nanti.
“Namun EO Next Level tidak minat akan tawaran dari kami, dan tetap menyelenggarakan pada bulan ini,” kata Kustiah.
Karena itu, masih kata Kustiah, Disbudpar melarang EO Next Level menggunakan simbol Pemkot Malang maupun konsep jenis MTD (Malang Tempoe Doeloe) dalam acara FMD ini. “Jika hal itu sampai terjadi, maka saat itu juga, akan saya laporkan ke Polisi, untuk segera membubarkannya," tukas perempuan pejabat eselon III ini.
Baca Juga: Sinergi BPJS Kesehatan dan Poltekkes Malang Sukseskan Program JKN
Sementara Angga Trisna Nugraha, selaku penanggung jawab EO Next Level saat dikonfirmasi terkait keluhan pengunjung mengakui kekurangan acara FMD tersebut. Ia berdalih bahwa acara tersebut tidak maksimal karena hanya mendapat izin di Jl. Simpang Ijen dan sepanjang kawasan kantor Bakorwil IV Malang saja.
“Lokasi yang kami inginkan tidak mendapatkan restu. Dan lagi persiapan kami sudah mencapai 90 persen lebih, sehingga jika sampai diundur pada bulan April bersamaan moment ICCC, pastinya amburadul atau berantakan. Kami akan mengevaluasi segala kekurangan yang selama ini dianggap belum maksimal dalam setiap penyelenggaraan event," pungkas Angga kepada bangsaonline.com, Senin (8/3). (iwa/thu/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News