JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Raden Aryo alias Jari (44 tahun), warga Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang, Jawa Timur yang mengaku sebagai Nabi Isa Habibullah hari ini (22/2) bertemu dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jombang dan Forpimda setempat. Pertemuan dilakukan untuk berdiskusi mengenai pengakuannya sebagai Nabi.
Atas pengakuannya, sedikitnya sudah ada 100 orang yang menjadi pengikutnya. Saking percayanya, pengikutnya cukup setia terhadap ajaran Jari yang menambahi dua kalimat syahadat dengan kalimat 'Isa Habibulloh'.
Baca Juga: Jamaah Aboge Baru Hari ini Salat Idul Fitri, Berikut Penjelasannya
Meski ditekan oleh banyak pihak, para pengikut Jari masih tidak bergeming dan tetap meyakini bahwa pria tersebut adalah Nabi Isa. Mereka juga masih percaya terahadap ajaran Jari merupakan sesuatu yang benar.
Padahal, kalimat syahadat yang diajarkan Jari dinilai menyimpang. Sebab, kalimatnya ditambah-tambahi dengan ucapan di akhir adalah bersaksi Jari sebagai Nabi Isa Habibulloh.
Salah satu yang meyakini Jari sebagai Nabi Isa adalah Sumarlan. Ia mengaku akan tetap menjadi pengikut Jari meski ditekan dan diancam.
Baca Juga: Berulah Lagi Lewat Konten Bertukar Pasangan, ini Sejumlah Kontroversi Samsudin
Menurutnya, bagi mereka kehadiran Jari sebagai Nabi Isa Habibulloh bukanlah untuk membawa ajaran baru. Tetapi untuk menyempurnakan ajaran Nabi Muhammad SAW seperti yang tertulis dalam Alquran tentang tanda-tanda akhir zaman.
"Itu sebabnya salat yang diajarkan Jari sama dengan salat yang selama ini dilakukan oleh umat Islam pada umumnya demikian juga dengan puasa, zakat dan lain sebagiannya," kata Sumarlan, Minggu (21/2).
Ajaran Jari, kata dia, hanya menambahan kalimat dalam syahadat yang mereka ucapkan untuk persaksian Jari sebagai Nabi Isa Habibulloh. "Jadi saya rasa tidak ada yang salah dari ajaran Jari," timpal Sumarlan.
Baca Juga: Ribuan Massa Segel Masjid Usman Bin Affan di Nyalabuh Laok Pamekasan, Diduga Sebarkan Ajarkan Sesat
Sementara MUI Jawa Timur menilai ajaran nabi palsu itu menyimpang dan sudah sangat meresahkan warga muslim. Ketua MUI Jawa Timur Abdul Shomad memberi waktu satu minggu kepada Jari agar mengakui kesalahannya.
Pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang, KH Salahuddin Wahid, meminta masyarakat tidak mudah percaya dengan pengakuan orang sebagai nabi itu. Dia juga meminta masyarakat tidak bereaksi berlebihan dengan melakukan aksi anarkistis. "Serahkan ke pemerintah," kata adik Gus Dur itu.
Baca Juga: Cegah Berkembangnya Aliran Kepercayaan Sesat, Kejari Nganjuk Gelar Rakor Pakem
(Gus Jari, ia mengaku Nabi Isa dan mendapat wahyu tanda akhir zaman)
Di sisi lain, Pengamat Psikologi Sosial, Intan Erlita mengaku kaget dengan pengakuan Jari yang mengklaim menerima wahyu dari Tuhan, lalu ditunjuk menjadi Nabi Isa Habibullah.
Menurut Intan, pengakuan pria asal Jombang, Jawa Timur itu tak perlu ditanggapi berlebihan oleh masyarakat. Hal itu lantaran, Jari sengaja mencari simpati publik dengan adanya peristiwa dari Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang telah mendapat fatwa sesat oleh MUI.
Baca Juga: Kelompok Aliran Sesat di Pasuruan Akhirnya Minta Maaf dan Bersyahadat
"(Jari) Itu ngaco! Masyarakat jangan menanggapi berlebihan karena beliau (Jari) itu sengaja agar di-blow up sama media karena adanya peristiwa Gafatar, pengen terkenal mungkin dia (Jari)," kata Intan.
Lebih lanjut Intan menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian Agama harus segera melakukan tindakan terhadap perilaku menyimpang Jari. Sehingga, tidak ada yang terpengaruh dari pengakuannya tersebut.
"Pemerintah harus tangan. Harus segera ditelaah pengakuan Jari ini agar tidak ada yang terpengaruh. Takutnya banyak yang sesat kayak Gafatar gitu," tukasnya.
Baca Juga: Tak Percaya Nabi Muhammad, MUI Pasuruan Datangi Kelompok Aliran Sesat di Purwosari dan Wonorejo
Seteleh gencar diberitakan, Jari mulai menutup diri. Jari mulai menghindari media. Sejumlah wartawan sedang menunggu di rumahnya, namun Jari tak kunjung menemui. Alasannya, 'sang nabi' sedang ketiduran.
Sekali menemui, Jari enggan untuk disorot kamera wartawan dan pilih menghindar. Bahkan, Jari memilih tidur meski ditunggu puluhan wartawan untuk meminta keterangan.
Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Jombang, Ajun Komisaris Besar Polisi Sudjarwoko, mengatakan pihaknya mendengar informasi itu sejak pekan lalu. Ia langsung menurunkan anak buahnya menyelidiki informasi tersebut dan ternyata benar. "Setelah diselidiki ternyata benar, seperti yang diberitakan (Jari mengaku Nabi Isa)," ujar Sudjarwoko.
Baca Juga: Desak Polisi Serius Tangani Kasus Tudingan LDII Sesat, Aliansi di Banyuwangi Ancam Turun ke Jalan
Sudjarwoko mengaku belum bisa melakukan penindakan secara pidana terhadap kasus tersebut. Ia menunggu langkah persuasif yang dilaksanakan oleh MUI setempat. "Biasanya kasus seperti itu dilakukan pembinaan terlebih dahulu," terang dia.
Seperti diberitakan, Jari membuat pengakuan yang mengejutkan. Dia mengaku mendapatkan wahyu yang disebutnya sebagai Isa Habibullah atau Isa kekasih Allah. Diakuinya, wahyu tersebut dia terima pada Jumat Legi tahun 2004. Ketika itu Jari mondok di salah satu pesantren Desa Brangkal, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.
Saat itu, Jari sedang salat malam. Ketika sujud, dadanya serasa ditekan. Bersamaan dengan itu, Jari mendengar panggilan sebanyak 7 kali berupa ayat pertama Surat Yasin. Dari situ, warga Dusun Gempol ini mendapatkan petunjuk sebagai Isa Habibullah atau Isa kekasih Allah. (okz/tic/mer/lan)
Baca Juga: Viral, Ibadah-Ibadah Bid’ah Zaman Rasulullah, Tapi Tak Dihukumi Sesat Masuk Neraka
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News