JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Jakarta, Rustam Effendi menyebutkan, rencana penertiban yang dilontarkan pihaknya maupun Gubernur DKI Jakarta Ahok untuk penertiban bangunan liar dibawa kolong tol pluit-tomang, Penjaringan, Jakarta Utara, rupanya tidak seperti penertiban yang dilakukan kawasan Kalijodo.
Penghuni kolong tol tersebut hanya diberikan peringatan untuk membongkar sendiri bangunannya. "Tidak ada penertiban seperti Kalijodo, karena mereka ini sudah beberapa kali kita bongkar, dibangun lagi, jadi kita peringatkan saja, kita awasi mereka," kata Rustam, Selasa (1/3) sore di kawasan Kalijodo.
Baca Juga: Tak Ada Keppres, Prabowo Batal Dilantik di IKN, PKS Minta Jangan Teken Pemindahan ke IKN
Sebelumnya Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku malu melihat pemandangan kumuh di bawah kolong tol yang meskipun kerapkali ditertibkan, namun kembali dibangun. "Kita ingin semua yang ada di kolong tol pluit itu ditertibkan, tak terkecuali," kata Ahok, Selasa (1/3) siang kepada wartawan usai menghadiri HUT Pemadam Kebakaran di Cilincing, Jakarta Utara.
Pantauan di lokasi, tampak puluhan warga mengangkut barang-barang seperti kasur, televisi dan lainnya. Mereka mengaku sudah mengetahui adanya peringatan untuk membongkar sendiri bangunan semi permanen yang ia tempati.
"Sudah tau ada peringatan, makanya kita bongkar," tutur Wati, Selasa (1/3) sore di bawa kolong tol pluit.
Baca Juga: Tahanan Kabur dari Polsek Dukuh Pakis Ditangkap di Jakarta
Sementara itu pemandangan berbeda tampak di bawa kolong tol yang sama. Yakni di wilayah masuk Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Di situ, masih berdiri kokoh bangunan liar, alias tak ada penertiban sama sekali. Ratusan bangunan liar yang terbuat dari bedeng seng dan triplek itu berjejer memenuhi kolong tol. Tampak sejumlah warga kawasan Kalijodo yang tak memiliki KTP DKI menempati kawasan kolot tersebut.
"Iya bang, kita pindah ke sini, KTP saya bukan DKI, saya cuman ngontrak gimana mau dapat penggantian rusunawa," ucap pria yang enggan namanya disebut ini.
Dikatakannya, ada sekitar 30-50 warga yang menempati kawasan Kalijodo pindah ke kolong tol tersebut. Dengan alasan enggan untuk menempati rusunawa Marunda. "Jauh mau pindah ke sono juga ngapain sama aja sewa, mending di sini meski nyewa juga agak murah," tutupnya. (jkt1/rev).
Baca Juga: Pesan Khofifah saat Tutup Pesantren Ramadan Balita Muslimat NU se-Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News