MALANG, BANGSAONLINE.com - Seperti halnya di Pulau Bali, umat Hindu di wilayah Kabupaten Malang juga merayakan Hari Raya Nyepi 1938 Saka tahun 2016. Sejak Rabu malam, Desa Blau Kelurahan Permanu Kecamatan Pakisaji Kabupaten Malang, Rabu (9/3), kelihatan senyap. Desa yang mayoritas umat Hindu ini memang sedang menjalani proses Tapa Brata menyambut Hari Raya Nyepi hingga Kamis (10/3) pagi.
Pantauan BANGSAONLINE, sepanjang jalan desa, seluruh rumah umat Hindu di kawasan itu ditandai dengan janur kuning. Seluruh rumah terkunci rapat. Beberapa warga Hindu di tempat itu sedang Tapa Brata Amati Geni, Amati Karya dan Amati Lelanguan.
Baca Juga: Polri Uji Coba Syarat Kepesertaan Aktif JKN bagi Pemohon SIM di Malang Raya
Suyit (48), salah seorang pemangku untuk umat Hindu di Desa Blau Kelurahan Permanu Kecamatan Pakisaji mengatakan, yang dimaksud Amati Geni yakni umat Hindu tidak boleh menyalakan sumber api dan cahaya ataupun sumber listrik.
Sementara Amati Karya, warga tidak dibolehkan beraktivitas atau bekerja. Sedang Amati Lelanguan, warga pemeluk agama Hindu, tidak diperbolehkan mencari hiburan atau melakukan hal-hal yang bersifat kesenangan duniawi.
"Saat ini umat Hindu sedang menjalani Tapa Brata, sama sekali tidak boleh terkena cahaya atau keluar rumah," kata dia, Rabu (9/3), saat ditemui di rumahnya.
Baca Juga: Sinergi BPJS Kesehatan dan Poltekkes Malang Sukseskan Program JKN
Saat menjalani tapa brata, umat Hindu menjalani puasa selama 24 jam penuh.
Di sisi lain, meski banyak umat Islam, kata Suyit, justru toleransi antar umat beragama sangat tinggi. Seperti desa lain yang mayoritas umat Hindu juga mengalami hal yang sama, dan patut menjadi tauladan.
"Warga non Hindu di desa ini sangat mendukung saat Hari Raya Nyepi, termasuk salah satunya pemadaman dan tidak ada suara," tandas Pemangku sejak 1995 ini.
Baca Juga: Rasakan Manfaat JKN Usai Kecelakaan, Peserta Asal Malang ini Ajak Terapkan Pola Hidup Sehat
Suyit berharap hormat menghormati sesama manusia dan alam supaya lebih ditingkatkan. Ia juga berharap agar bupati segera melakukan perubahan untuk pembangunan.
"Setelah Tapa Brata, masyarakat akan berkunjung ke rumah warga umat Hindu untuk bermaaf-maafan, inilah bukti toleransi antar umat beragama dan sudah terjalin sangat lama," pungkas dia. (mlg1/thu/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News