BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Tidak kemarau atau musim penghujan, peristiwa kebakaran terus mengancam wilayah Bojonegoro. Dalam sehari ini, Senin (14/3/16), dua kebakaran telah terjadi di Kota Ledre. Beruntung dalam peristiwa itu tidak ada korban jiwa.
Kebakaran pertama terjadi di Desa Jambirejo, Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro. Sekitar pukul 08.49 WIB si jago merah melalap bangunan rumah milik Sri Astuti (40). Meski api berhasil dipadamkan petugas pemadam kebakaran dari BBPD Pos Baureno, namun rumah milik janda itu tetap habis terbakar.
Baca Juga: Gudang Bank BTPN Bojonegoro Terbakar, Kerugian Capai Rp60 Juta
"Api berhasil dipadamkan dua jam kemudian, tetapi bangunan rumahnya tetap tidak terselamatkan. Kerugian kebakaran dirumah Sri Astuti mencapai Rp 50 juta," ujar Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo.
Kebakaran itu disebabkan hubungan arus pendek listrik di rumah korban. Semula warga sekitar mengetahui api masih kecil muncul dari rumah tengah korban, namun karena cuaca yang panas, menyebabkan api cepat membesar dan membakar seluruh rumah korban.
Andik menambahkan, kebakaran selanjutnya terjadi di Desa Ngunut RT/RW 07/02, Kecamatan Dander, Bojonegoro. Rumah petani milik Samiran (62), juga ludes dilalap ganasnya jago merah. Peristiwa itu terjadi pada pukul 10.30 WIB tadi.
Baca Juga: Ditinggal Panen Padi, Empat Rumah dan 1 Ekor Sapi di Bojonegoro Ludes Terbakar
"Dua mobil pemadam kebakaran kita kerahkan ke lokasi, tapi hanya dapat menyelamatkan sebagian bangunan rumah," katanya.
Kebakaran itu, lanjut dia, disebabkan sambaran perapian (bediang kambing) di kandang kambing milik korban. Api cepat merembet ke seluruh bangunan, karena rumah korban terbuat dari kayu jati dan bambu. Beruntung dalam dua kebakaran itu tidak ada korban jiwa hanya kerugian material mencapai puluhan juta rupiah.
"Kerugian kebakaran di rumah pak Samiran senilai Rp15 juta," tandasnya.
Baca Juga: Kebakaran Pabrik Sepatu PT ShouFong Lasindo Bojonegoro Disebabkan Korsleting Listrik
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Bojonegoro agar mulai mewaspadai ancaman bencana kebakaran. Sebab, mulai awal Maret ini, intensitas hujan di Bojonegoro sudah jarang turun, sehingga bangunan rumah dan pepohonan sudah mengering terkena sinar matahari.
"Penyebab kebakaran paling banyak selama ini disebabkan perapian di kandang hewan dan korsleting listrik. Saya minta masyarakat memperhatikan penyebab-penyebab itu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News