JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Himpunan Masyarakat Peduli Indonesia (HMPI) mengkritik sikap ngoyo pimpinan DPR yang hendak membangun gedung perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara. DPR pun dinilai bebal.
"Kami melihat sktruktur berpikir DPR lucu. Harusnya mengebut rancangan undang-undang (RUU) yang urgent segera disahkan seperti RUU Pemilu dan memperkuat urusan legislasi. Jangan ngoyo, " ujar Sekjen MPN HMPI Tri Joko Susilo dalam siaran persnya, kemarin.
Baca Juga: Wakil Ketua Komisi II DPR RI Apresiasi Program Strategis Kementerian ATR/BPN
Menurut Tri, keinginan kuat DPR membangun perpustakaan terbesar se-Asia adalah proyek 'frustasi' lantaran tidak signifikannya pimpinan DPR dalam urusan legislasi selama ini, apalagi menyangkut UU yang mendesak masyarakat.
"Saya kira kalau telinga pimpinan DPR tidak mendengar jeritan rakyat, ini menjadi pelajaran dan catatan bagi masyarakat untuk mengevaluasi kinerja mereka di Pemilu mendatang," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, pimpinan DPR berencana membangun perpustakaan terbesar se-Asia Tenggara. Ketua DPR Ade Komaruddin baru akan membicarakan usul ini dengan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dan fraksi-fraksi setelah reses.
Baca Juga: Syafiuddin Sosialisasikan 4 Pilar di Pondok Pesantren Manbaul Hikam
Anggaran perpustakaan ini akan termasuk di dalam anggaran proyek DPR di APBN 2016 senilai Rp 570 miliar. Perpustakaan yang bisa memuat 600 buku ini nantinya akan satu gedung dengan gedung baru untuk ruang kerja anggota.
Menanggapi banyaknya kritik, Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan meminta DPR untuk mengkaji penundaan pembangunan gedung perpustakaan dengan koleksi terbesar di Asia Tenggara. Alasan Zulkifli, lantaran target penerimaan negara tidak tercapai.
"Penerimaan negara tidak tercapai, ada kekurangan sekitar Rp 200 triliun lebih. Jadi ditundalah. Nanti kalau pendapatan negara sudah surplus, target sudah tercapai, mungkin. Tapi sekarang jangan dulu," kata Zulkifli di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta (30/3).
Baca Juga: Rapat Bersama Banggar DPR-RI, Pj. Gubernur Jatim: Momen Salurkan Aspirasi Pembangunan Daerah
Zulkifli yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini menyambut baik keinginan DPR membangun perpustakaan. Hanya saja dia meminta agar lebih fokus terhadap pembangunan infrastruktur.
"Tapi sekarang jangan dulu, keinginan yang bagus itu tunda dulu. Fokus saja sekarang ini memperhatikan rakyat banyak, pendidikan, kesehatan, sosial, membantu rakyat kita yang sedan sulit dan miskin," ujar Zukifili.
Dia pun menyarankan agar pembangunan perpustakaan yang menghabiskan anggaran Rp 570 miliar itu ditunda hingga lima tahun ke depan. "Kan bisa perpus itu ditunda 5 sampai 10 tahun lagi," tukasnya.
Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan
Rencana pembangunan perpustakaan masuk dalam tujuh proyek DPR. Ketua DPR Ade Komarudin menyebut rencana ini muncul atas masukan para cendekiawan.
Ketua DPR Ade Komaruddin bahkan berani pasang badan bila ada yang tak menyetujui rencana tersebut. Menurut Ade, parlemen merupakan lembaga yang menjadi simbol negara. Perpustakaan pun dibangun untuk seluruh rakyat Indonesia. Ade menyebut keberadaan perpustakaan mewakili kualitas Parlemen Indonesia.
Namun, Presiden Joko Widodo belum memberi lampu hijau. Melalui Sekretaris Kabinet Pramono Anung, moratorium pembangunan gedung kementerian/lembaga masih berlaku hingga saat ini. (akt/rmo/mer/lan)
Baca Juga: Umroh Pakai Hijab, DPR RI Minta Selebgram Transgender ini Ditangkap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News