TRENGGALEK, BANGSAONLINE.com - Moh. Nur Effendi, Ketua Yayasan Masyarakat Peduli Alam dan Satwa (Mapas) Trenggalek, merasa prihatin dengan ayam bekisar asal Trenggalek. Pasalnya tiap kali kejuaraan ayam bekisar digelar, bisa dipastikan pemenangnya pasti dari daerah lain. Sementara nama Trenggalek tak pernah tercatat sebagai pemenang.
"Karena ayam bekisar asal Trenggalek yang berkualitas dijual oleh pemililknya pada penggemar ayam bekisar dari daerah lain. Misalkan dijual ke Yogya atau Madura," ungkap Nur Effendi di kediamannya, Kelutan, Trenggalek, Sabtu (2/4).
Baca Juga: Dinas Kelautan Dan Perikanan Trenggalek Raih Juara Umum LMSI Tingkat Provinsi Jatim
Pernyataan ini sengaja diungkap lantaran selama ini ia kerap mendapat masukan dari anggota Mapas yang sering mengikuti Kejurda maupun Kejurnas ayam bekisar di beberapa daerah.
Saat muncul pemenang kejuaraan, biasanya anggota Mapas berusaha menelisik. Usut punya usut, ternyata ayam bekisar yang dinobatkan sebagai pemenang itu asal muasalnya dari kabupaten Trenggalek.
"Saya pernah mendengar cerita dari anggota kami, seorang penangkar ayam bekisar asal Trenggalek pernah menjual ayam bekisarnya pada seseorang dengan harga Rp 2 juta. Setelah itu oleh si pembeli ayam bekisar ini dijual lagi pada pembeli asal Madura dan terjual dengan harga Rp 40 juta," tutur Nur Effendi.
Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4
Diharapkan olehnya pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Peternakan ikut hadir di tengah-tengah para penangkar.
"Bila penangkaran ayam bekisar dikelola secara intens tentu akan memberikan dampak positif bagi para penangkar berupa nilai tambah pendapatan yang begitu besar dan menggiurkan," pungkas Nur Effendi. (man/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News