FUKUSHIMA, BANGSAONLINE.com - Babi Hutan yang terkontaminasi nuklir, populasinya tumbuh secara dramatik. Mereka mulai menyerang pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Celeng radioaktif ini berkembang seperti kelinci, di zona bencana nuklir Fukushima. Populasi babi meningkat 330 persen dalam empat tahun terahir, dan mulai menghancurkan pertanian. Sekitar 13.000 dari babi berada di zona eksklusi, yang membentang dalam radius 12 mil dari pabrik.
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Sejak bencana nuklir tahun 2011, kerusakan pertanian yang disebabkan babi hutan di daerah di Jepang utara menjadi dua kali lipat atau sekitar 10.6 juta pounsterling, menurut The Times.
Celeng juga mengancam keselamatan publik. Pemerintah setempat sampai menawarkan hadiah untuk pemburu babi ini.
Para ilmuwan dari Fukushima Universitas Radioaktivitas Lingkungan Institute, yang telah meneliti penyebaran bahan radioaktif di daerah bencana, mengatakan, babi memanfaatkan rumah kosong yang ditinggal pemilik untuk rumah mereka.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
"Babi hutan bersama dengan rakun telah mengambil keuntungan dari zona evakuasi, memasuki rumah kosong di kawasan yang rusak oleh [bencana], dan menggunakan mereka sebagai tempat berkembang biak atau liang," kata Asisten profesor ekologi Okuda Keitokunin mengatakan kepada surat kabar Mainichi.
Setelah berhasil membunuh babi ini, pemburu harus menguburkannya. Kuburan massal 600 babi sudah penuh. Sedangkan untuk mengkremasi butuh persyaratan ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News