PONOROGO, BANGSAONLINE.com - Siapa bilang kalau batu akik telah lenyap? Untuk menepis anggapan itu dan menggairahkan lagi dunia batu akik, Komunitas pecinta batu akik Ponorogo yang bernama Ponorogo Warrior, menyelenggarakan Kontes Batu Akik Nusantara, bertajuk Raden Katong, Jumat-Minggu (22-24/4) di Kintamani Water Park, Ponorogo. Ada 56 kelas batu akik yang dikonteskan dalam acara itu.
Ketua Panitia Kontes Batu Akik Nusantara, Maulana Rendra, mengatakan kontes batu akik ini ada dua peserta, yaitu dari masyarakat umum dan antar instansi pemerintah di Ponorogo. Untuk kelas atau kategori yang dikonteskan terdiri dari 56 kelas, seperti chalsedony white, manic banyu, badar, bulu macan, dan lainnya.
Baca Juga: Tak Ada Data, Keluarga Kiai Besari Minta Gus Miftah Tak Ngaku-Ngaku Keturunan Kiai Besari
Maulana menyampaikan untuk peserta kontes berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Ponorogo, Trenggalek, Pacitan, Solo, Surabaya, Malang, dan lainnya. Sedangkan untuk peserta kontes antar instansi pemerintah yaitu seluruh lurah, kepala desa, camat, hingga kepala SKPD di Ponorogo. Bahkan ada yang datang dari luar Jawa Timur dan luar Jawa, seperti dari Bengkulu dan Bali.
“Akik di pasaran sudah sepi mas, tetapi dunia kontes masih rame,” kata dia saat ditemui bangsaonline.com di tempat kontes, Sabtu (23/4) kemarin.
Dia menambahkan kontes ini memperebutkan piala Bupati Ponorogo dengan total hadiah Rp 150 juta. Dengan hadiah juara umum senilai Rp 20 juta dan hadiah setiap kategori senilai Rp 1 juta untuk juara pertama.
Baca Juga: Tinjau Banjir Ponorogo, Pj Gubernur Adhy Fokuskan Evakuasi Warga dan Perbaikan Tanggul Jebol
Untuk juri, panitia mengundang dari IGLO (Indonesia Gemstone Lovers), yang sudah memiliki sertifikasi nasional, seperti Anang Badrudin, Chepy Maured Haris, Bambang Labam-BA dan diawasi oleh Timur Sinar Suprabana.
“Biaya pendaftaran kontes setiap batu yaitu Rp 200.000,” ujar dia.
Selain menyelenggarakan kontes batu akik, dalam acara itu juga digelar pameran batu akik Nusantara dengan menampilkan sejumlah batu akik dari berbagai daerah.
Baca Juga: Di Sanggar Kesenian Langen Kusumo Ponorogo, Khofifah Apresiasi Inovasi Pelestarian Reog
Menurut dia, kegiatan ini untuk menumbuhkan pasar batu akik yang beberapa waktu terakhir kian sepi peminat. Pasar batu akik di sejumlah daerah memang menunjukkan kelesuan, untuk itu perlu ada pemantik untuk meningkatkan pasar batu akik lagi.
Padahal kabupaten Ponorogo merupakan penghasil batu chalsedony yang kualitasnya luar biasa, yaitu dari Mrayan, Kecamatan Ngrayun.
“Harapan kami, batu akik kian waktu bisa hidup dan bergairah lagi, ke depan kontes akan kami adakan lagi sekitar bulan September atau Oktober, bersamaan dengan event suroan,” jelas dia. (po2/jar/rev)
Baca Juga: Kalaksa BPBD Jatim Resmikan Rekonstruksi Jembatan Terdampak Bencana di Kabupaten Ponorogo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News