Gemasaba Safari Kampus, Kampanye Perangi Radikalisme dan Terorisme

Gemasaba Safari Kampus, Kampanye Perangi Radikalisme dan Terorisme Salim Asyhuri.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - DPW Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) Jawa Timur prihatin dengan maraknya ajaran radikalisme dan terorisme yang menyusup ke sejumlah kampus perguruan tinggi di Jatim. Para pelaku teror itu mendekati mahasiswa untuk direkrut sebagai kader.

Tak mau hal itu terus berlangsung, Gemasaba bertekad membatasi gerakan tersebut dengan melakukan safari ke kampus-kampus yang ada di Jatim untuk kampanye memerang ISIS, Jaringan Islam radikal, dan aksi terorisme yang belakangan ini marak terjadi di tanah air. Pernyataan itu disampaikan Ketua Gemasaba Jatim, Salim Asyhuri.

Baca Juga: Tolak Radikalisme, NU Siap Bentengi NKRI dengan Aswaja

Salim mengungkapkan, safari kampus memerangi radikalisme itu sudah dilakukan di sejumlah kota di Jatim, seperti Surabaya, Sidoarjo dan Gresik. Terbaru, gerakan itu mereka laksanakan di Malang. Kampus-kampus di wilayah Malang menjadi perhatian khusus karena benih-benih radikalisme cukup marak di sana. Terbukti, sejumlah peristiwa terorisme pelakunya berasal dari Malang.

"Siapa yang menyangka jika teroris ada disekitar kita, contohnya tahun 2005 Dr Azhari di Kota Batu dan di Grenhills Karang Ploso, kelompok bom Sarinah. Untuk itu perlu sistem keamanan kampung agar mampu menangkal bahaya radikal sejak dini," ujar Salim, Minggu (24/4).

Sementara itu, Ketua Gemasaba Kota Malang, Niriyanto Adnan mengatakan mahasiswa haruslah bisa menangkal ideologi yang tidak sesuai dengan bangsa Indonesia. Bahkan Gemasaba kota Malang telah secara terbuka mendeklarasikan perang terhadap kelompok radikalisme, Jumat (22/4) lalu, di kampus Universitas Islam Malang.

Deklarasi itu dilakukan bersama sejumlah elemen mahasiswa seperti PMII, HMI, GMNI dan beberapa organisasi yang lainya. Pihaknya juga melibatkan Kasat Binmas Polres kota Malang dan aster dari Kodam V/Brawijaya.

"Kita sudah mendeklarasikan perang terhadap kelompok radikalisme, agar ideologi atau paham yang tidak sesuai dengan bangsa Indonesia. Paham yang dibawa kelompok itu mengancam keberadaan NKRI yang sudah diperjuangkan oleh para pahlwan dengan pengorbanan darah dan nyawa,” terang Adnan. (mdr/ns)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO