Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .
BANGSAONLINE.com - "Waallaahu ja’ala lakum min anfusikum azwaajan waja’ala lakum min azwaajikum baniina wahafadatan warazaqakum mina alththhayyibaati afabialbaathili yu/minuuna wabini’mati allaahi hum yakfuruuna".
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
Ayat-ayat sebelumnya bertutur tentang anegerah Tuhan kepada umat manusia begitu banyak dan tak terbilang. Ada servis yang berasal dari lebah berupa madu segar, selain sebagai minuman berkhasiat, juga sebagai obat. Disusul rejeki berlimpah, buah-buahan yang beda rasa bahkan setiap orang rejekinya. Setelah itu, baru mengangkat kenikmatan lain yang tak kalah nilainya, yaitu kenikmatan hidup berpasangan, di mana hasrat seksual ditumpahkan secara halal dan puas (Wa Allah ja'al lakum min anfusikan azwaja).
Ditambah kenikmatan lanjutan, di mana dari pernikahan itu lahirlah anak keturunan (waja'al laukm min azwajikum banin). Beberapa manusia dianugerahi tambahan keturunan berupa cucu dan cicit (wa hafadah). Tidak hanya itu, rejeki pun yang bagus-bagus juga dilimpahkan (warazaqakum min al-thayyibat). Semua itu diproyeksikan agar manusia semakin beriman dan jangan sekali-sekali kufur kepada-Nya. Ada beberapa bahasan pada ayat ini, antara:
Pertama, kalimat "min anfusikan azwaja". Jodoh, pasangan hidup diambil dari sejiwa dengan kamu atau sejenismu (anfusikan). Dari kata anfus ini, para ilmuwan memandang, bahwa pasangan itu harus dari sama-sama jenis penciptaan, jenis makhluq yang sama. Manusia dengan manusia, jin dengan jin, kambing dengan kambing, buaya dengan buaya dan seterusnya. Kondisi natural pasti berjalan macam itu. Burung Kakaktua saja tidak mau berpasangan dengan burung Merpati, apalagi dengan Kucing. Buaya saja tidak ada yang berpasangan dengan Komodo, apalagi dengan Kuda Nil.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia
Sementara kata "azwaj" (zawj) bermakna pasangan atau jodoh. Akal sehat siapapun memahani maksud kata "jodoh", yaitu pasangannya, kecocokannya, bukan berarti kesamaan. Pasangan kanan adalah kiri, pasangan wanita adalah pria, pasangan tumbu adalah tutupnya, dalam sepak bola ada yang mengumpani (assist) dan ada yang mengeksksusi memasukkan bola ke gawang lawan. Bukan kiri dengan kiri atau pria dengan pria. Kucing jantan, selain tidak mau mengawini ayam, juga tidak mau mengawini sesama kucing pejantan. Makanya, kaum Lesbi, Gay, Bisex dan Transgender itu menyalahi kodratnya. Jangankan Tuhan, binatang pun mencemooh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News