Mahasiswa FTP Unibraw Malang Sulap Padi jadi Sumber Energi Listrik

Mahasiswa FTP Unibraw Malang Sulap Padi jadi Sumber Energi Listrik foto: iwan/ BANGSAONLINE

MALANG, BANGSAONLINE.com - Para mahasiswa Fakultas Teknik Pertanian - Universitas Brawijaya (FTP-UB) Malang belum lama ini membuat terobosan dengan mengkaji dan mengolah padi menjadi sumber energi listrik.

Dhenis Fajar Akbar, koordinator tim penemu E-Paddy of Energy Electrice mengungkapkan, karya ini bermula dari dirinya bersama 4 teman lainnya di FTP-UB yang merasa prihatin akan minimnya penerangan lampu listrik, yang ada di beberapa wilayah desa. Hal tersebut disebabkan mahalnya biaya pemasangan dan rumitnya pemrosesannya.

"Kami merasa terpanggil untuk mencarikan solusinya, supaya mereka sama-sama bisa menikmatinya, sebagaimana umumnya kehidupan di perkotaan yang teraliri listrik penerangan," ungkap Dhenis Fajar.

Lebih jauh Dhenis menerangkan, di bawah bimbingan Dewi Maya Maharani, STP, MSc, akhirnya menelurkan ide inovatif dan kreatif, dengan memunculkan padi sebagai salah satu solusi bahan energi listrik melalui prinsip dasar antara Fisika dan Biologi.

"Prinsip Biologinya digunakan sebagai metode fotosintesisnya, karena pada umumnya, tanaman mampu menyerap sinar matahari (C6H1206), yang menghasilkan Glukosa dan Oksigen (O2)," terang Dhenis.

Bebernya lagi, dalam proses dan perjalanannya, bahwa O2 yang dihasilkan akan terlempar bebas ke udara, dan oksigen tersebut, selanjutnya diserap tanaman sebesar 30%. Sementara hasil Glukosa sebanyak 70% yang tidak terserap, dikonsumsi oleh Mikro Organisme dalam tanah, sehingga terurai menjadi CO2, H2O dan elektron.

Sedangkan berdasarkan prinsip Fisika, mahasiswa FTP-UB yang beranggotakan 5 orang, secara tim memasang katoda dan anoda di sekitar tanaman padi, yang sudah menghasilkan O2 dan Glukosa.

Yang terurai menjadi CO2 dan H2O, menghubungkan ke Anoda yang ditanam dalam tanah, agar bisa menangkap elektron. Sementara katoda diletakkan di luar tanah.

Kedua anoda dan katoda ini, terhubung oleh sebuah kabel yang mengalirkan elektron. Pergerakan elektron inilah yang kemudian akan menghasilkan listrik. Semakin banyak penyiraman dan pemberian kompos akan menghasilkan peningkatan produksi elektron hingga menghasilkan tegangan listrik yang makin tinggi.

Semakin tua umur padi tersebut, lanjut Dhenis. maka makin banyak pula elektron yang dihasilkan. Untuk mendukung hasilnya listrik yang tinggi, tim E-Paddy menggunakan padi jenis IR-64 yang banyak ditemui dengan umur 25-30 hari.

"Berdasarkan kajian dan penelitian, ternyata sejumlah 20 batang padi, mampu menghasilkan 331.6 mV, dengan catatan, harus dilakukan penyiraman sebanyak 500ml air, dan pemberian kompos 5% dari massa tanah dalam pot," kata Dhenis secara panjang lebar menjelaskan.

Wakil Dekan FTP-UB, Yusuf Hendrawan, STP. M.App.Life.Sc. Ph.D. memberikan tanggapan. Kata Yusuf, apa yang dihasilkan oleh kelima mahasiswa merupakan salah satu dari 62 terobosan yang ada di UB.

"Dari 62 kelompok tersebut, akan kita lakukan pendaftaran Hak Paten. berikutnya kami pun pada 25 Mei mendatang, akan menggelar ekspo hasil ilmiah dan temuan terbaru, dengan menghadirkan atau mengundang MITI (Masyarakat Ilmuwan dan Teknologi Indonesia)," jelasnya.

Tujuannya, menurut Yusuf, untuk mensosialisasikan sekaligus menularkan kepada masyarakat, siapa tahu mampu memberikan nilai manfaat. (iwa/thu/rev)