Tafsir Al-Nahl 78: Dukun Bayi, Asisten Tuhan

Tafsir Al-Nahl 78: Dukun Bayi, Asisten Tuhan Dukun bayi sedang membantu seseorang yang hendak melahirkan. foto: ilustrasi

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com - "Waallaahu akhrajakum min buthuuni ummahaatikum laa ta’lamuuna syay-an waja’ala lakumu alssam’a waal-abshaara waal-af-idata la’allakum tasykuruuna".

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty

Beberapa ayat sebelumnya dibicarakan soal keimanan yang benar. Mereka yang bertuhan kepada selain Allah sungguh tidak punya dasar apa-apa, lemah dan salah. Seharusnya Tuhan itu bisa apa-apa, tapi Tuhan para patung sesembahan, Yesus, Fir'aun, Budha dan lain-lain sama sekali tidak bisa menguasai diri, bahkan mempertahankan nyawanya sendiri saja tidak bisa. Semuanya mati dan tiada. Cuma para penyembahnya yang kebangetan tidak menyadari itu. Masih memaksakan diri dengan mengada-ada dan mengkhayal-khayalkan sedemikian sakral.

Pada ayat pendek ini Tuhan bicara banyak hal terkait kejadian manusia diawali dari bayi yang lahir. Tujuannya agar bisa diambil pelajaran dan menambah keimanan kepada Tuhan yang membuat itu semua. Bahasannya, antara lain:

Pertama, "Allah Akhrajakum min buthun ummahatikum". Allah yang mengeluarkan kalian dari perut ibu. Itu artinya, setiap kelahiran makhluq di dunia ini semuanya atas peran Tuhan. Memang ada dukun bayi, dokter, bidan, tapi semua itu sifatnya membantu. Meski semua mutlak ada di tangan-Nya, tapi Tuhan memberi peluang manusia untuk terlibat dalam proses kelahiran. Tuhan sering membuat problem terkait proses persalinan ini. Hikmahnya, selain membuka peluang pekerjaan, juga ilmu kedokteran, kebidanan, kesehatan ibu dan anak menjadi makin maju dan makin tertantang. Tentu saja, makin hari, umat-Nya makin cerdas dan pintar. Dukun bayi, dokter, bidan sungguh berjasa sebagai asisten Tuhan.

Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia

Dalam persalinan normal, sama sekali tidak dibutuhkan peran manusia, semuanya berjalan alami dan beres. Dulu, di mana belum ada bidan, dukun dan dokter, persalinan berjalan alami semua. Apalagi kelahiran binatang, semuanya atas kehendak Tuhan. Tikus, kelinci, serigala, hewan-hewan liar di hutan belantara melahirkan tanpa bantuan siapapun. Janin yang berukuran besar ternyata mampu melewati jalannya yang sempit secara mengagumkan. Jalan (vagina) itu melar secara elastis, lalu merapat kembali.

Sungguh kuasa Tuhan, sang vagina sangat luar biasa, dia benar-benar tahu kapan dibutuhkan sebagai jalan keluar bagi sang bayi, lalu melebar secara otomatis hingga sang bayi lahir tanpa masalah dan kapan harus kembali menyempit sesuai keinginan ayah sang bayi. Dalam konteks ini Al-Qur'an menyebut vagina dengan kata "al-sabil" (jalan). Ya, karena memang berfungsi sebagai jalan, baik jalan masuk maupun jalan keluar. "tsumm al-sabil yassarah" (Abasa : 20).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO