BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com – Para santri yang mondok di Ponpes Assyafi'iyah milik KH Anwar Zahid kebanyakan adalah anak-anak transmigrasi yang masih minim pendidikan sosial dan agama. Selain itu, rata-rata juga anak yatim dan anak-anak yang kurang mampu.
Mereka berasal dari daerah Sumatera, Jambi, Palu, Riau, Papua serta beberapa daerah lain di luar pulau Jawa. Mereka niat belajar di pondok Anwar Zahid karena termotivasi ingin bisa ceramah seperti Anwar.
Baca Juga: Pesantren di Lereng Gunung, 624 Santrinya Lolos PTN dan di 11 Perguruan Tinggi AS, Eropa dan Timteng
"Santri yang mondok di sini saya gratiskan semua mulai kebutuhan sekolah dan mengaji," tandas KH. Anwar Zahid.
"Harapannya setelah pulang nanti mereka bisa berjuang agama islam di tanahnya," jelas Kiai Qulhu itu.
"Ya ada laki-laki dan perempuan (santri transmigrasinya,red). Mereka satu tahun sekali pulangnya," imbuhnya.
Baca Juga: Forkopimda dan Ribuah Jemaah Antusias Ikuti Polresta Sidoarjo Berselawat dan Ceramah Kebangsaan
Saat ini santrinya masih diajarkan kitab-kitab pada umumnya di pondok lain. Tapi, ke depan Anwar mempunyai program unggulan, yakni tahfidzul quran atau menghafal al-quran. "Untuk sekolahnya jenjang Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah," ungkapnya.
Saat ini jumlah santri KH. Anwar Zahid baru sebanyak 400-an. Santri laki-laki 150 orang, sedangkan perempuan 250.
Tambah dia, saat ini undangan untuk ceramahnya semakin banyak. Namun, saat ini ia harus membatasinya. Dalam seminggu ia harus dua kali di rumah untuk mengajar santri dan bertemu keluarga.
Baca Juga: Tren Santri Belajar di Luar Negeri, Sekarang Peluang Makin Besar dan Tak Terbatas
"Saya harus libur dua hari untuk mengajar santri, kalau saya tidak mengajar nanti keliru. Meski sudah ada para dewan guru, tapi saya sendiri harus berbagi ilmu dengan santri," tuturnya.
Kiai Anwar pun menawarkan kepada para pembaca setia BANGSAONLINE.com dan warga Indonesia lainnya yang anaknya ingin mondok, sekolah dan ngaji namun terbentur biaya, untuk dibawa ke pondoknya.
"Saya siap menampung anak-anak yang memang kurang mampu, khususnya anak-anak yatim piatu. Saya gratiskan sekolah dan ngajinya," tandasnya. (5-Habis).
Baca Juga: Mudah Tanpa Bantuan Jin, Ijazah Amalan Ilmu Pesugihan oleh Kiai 'Sakti' Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News