SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Operasi pasar yang dilakukan untuk menekan harga sembako di Sumenep rupanya tidak menyeluruh di tiap lokasi. Operasi pasar tersebut hanya dilakukan di pasar Anom Baru dan pasar Bangkal.
Selain itu, stok barang yang disediakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada operasi pasar yang digelar mulai tanggal 27 Mei – 1 Juli 2016 terbatas, sehingga keinginan untuk menekan harga sembako gagal total.
Baca Juga: BPRS Bhakti Sumekar Luncurkan Program Teranyar, Pembiayaan Tanpa Jaminan untuk Aparatur Desa
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sumenep, Syaiful Bahri, membenarkan bahwa operasi pasar hanya dilakukan di dua pasar, stok barang juga diakui terbatas.
“Keinginan untuk menekan harga sembako di pasaran memang tidak terpenuhi. Tapi minimal dari operasi pasar yang kita gelar, bisa meringankan beban masyarakat, karena memang ada subsidi harga dari pemerintah,” ungkapnya, Sabtu (11/06).
Sementara jenis sembako yang dijual dalam program operasi pasar ini di antaranya gula, beras, minyak goreng dan tepung. Untuk harga gula pasir dipatok Rp11.750 per kg. Kuota setiap harinya sebanyak 850 kg, minyak goreng Rp11.300 per liter dengan kuota 650 liter atau 54 karton per harinya, harga beras Rp43.500 per 5 kg dengan kuota 250 kg per hari, dan harga tepung segitiga biru Rp7.200 per kg dengan kuota 100 kg setiap harinya.
Baca Juga: Harga Cabai di Pasar Tradisional Sumenep Mulai Merangkak Naik
Karena stok terbatas, meski waktu operasi pasar masih lama, barang yang akan dijual sudah ludes diserbu para pembeli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News