MARSEILLE, BANGSAONLINE.com - Duel sengit Inggris lawan Rusia di Stadion Velodrome, Marseille diwarnai oleh insiden bentrok suporter di akhir pertandingan. Kelompok ultras Rusia melakukan perayaan gol di masa injury time secara berlebihan dengan menyerang suporter Inggris. Pihak keamanan mendapat sorotan kuat di balik insiden ini.
Keberhasilan Rusia menyamakan skor di akhir pertandingan menimbulkan reaksi luar biasa di antara pendukung Rusia. Suporter Rusia tersebut merayakan gol secara berlebihan dengan melakukan perkelahian melawan suporter Inggris. Sejumlah suporter yang tak ingin terlibat dalam kekacauan terlihat memanjat pagar pembatas agar menjauh dari kerusuhan tersebut.
Baca Juga: Pulang ke Lisbon, Ronaldo Disambut Pesta
Tak sigapnya pihak keamanan untuk segera bertindak dan minimnya orang yang mengawasi batas zona suporter kedua negara jadi salah satu hal yang paling disorot di balik terjadinya kerusuhan ini.
UEFA, seperti dikutip dari Reuters, menyatakan akan melakukan proses penyelidikan terkait aksi rusuh yang dilakukan suporter di laga ini. Pihak FA (PSSI-nya Inggris) langsung bereaksi keras dengan mengutuk insiden yang terjadi di akhir pertandingan tersebut.
"FA sangat kecewa dengan kekacauan yang terjadi di akhir pertandingan dan mengutuk keras aksi seperti itu," ucap keterangan resmi FA seusai pertandingan.
Baca Juga: Rekor Prancis Lebih Gemilang, Senin 11 Juli Lawan Portugal di Final Piala Eropa
Kerusuhan di dalam stadion Velodrome ini sendiri seperti acara puncak dari berbagai kerusuhan yang telah terjadi dalam beberapa hari terakhir. Suporter Inggris dan Rusia sudah lebih dulu bentrok di luar stadion dan bahkan ada pula bentrok antara suporter melawan pihak kepolisian.
Daily Mail melansir, bentrok antarsuporter di dalam stadion ini dipicu serangan fans Rusia kepada kelompok suporter Inggris, di sekitar tribun belakang gawang Inggris (di babak kedua).
Pihak keamanan di Velodrome kewalahan, fans Inggris yang terdesak dan di posisi tidak menguntungkan, terpaksa mengungsi saat serangan datang. Kepanikan melanda. Mereka ingin segera keluar dari stadion. Beberapa di antara mereka bahkan ada yang memaksa melompati pagar menghindari pertempuran.
Baca Juga: Antoine Griezmann Calon Pemain Terbaik, Prancis Hadapi Portugal di Final
Inggris dan Rusia sebagai negara yang diduga terkait dengan para fans tersebut, kini pun berada di bawah bayang-bayang sanksi disiplin. Juru bicara FA (PSSI-nya Inggris), Mark White juga mengaku kecewa dengan insiden di stadion Marseille dan juga kerusuhan di kota tersebut dalam beberapa hari ini.
"Kami kecewa dan mengutuk semua aksi mengerikan dan mengganggu sepak bola ini. Sekarang semuanya ada di tangan otoritas terkait. Kami mendesak semua fans Inggris untuk bertindak dengan benar dan terhormat," ujarnya.
Sedangkan Uni Sepak Bola Rusia akan mengidentifikasi dan menghukum suporter Rusia yang terlibat dalam kerusuhan di stadion Velodrome, Marseille, usai pertandingan sepak bola antara Rusia dan Inggris. Demikian hal tersebut ditegaskan Menteri Olahraga Rusia Vitaly Mutko, seperti yang dikutip Sputnik.
Baca Juga: Meski Puasa, Pesepakbola Muslim tetap Tampil di Piala Eropa
"Kita perlu menciptakan zona keramahtamahan bagi seluruh suporter. Kita perlu memahami, siapa yang datang (pada kejuaraan). Dan bagaimana Anda harus merespons, ketika suporter kami duduk dan suporter Inggris melemparkan sesuatu kepada mereka. Sayangnya di sisi kami, ada suporter yang membakar dan meledakkan suar (flare). Kami tidak senang harus membayar denda atas apa yang mereka lakukan. Sekarang kami akan mengidentifikasi dan menghukum mereka semua," kata Mutko kepada R-Sport setelah pertandingan sepak bola antara Rusia-Inggris Sabtu kemarin.
Mutko menambahkan, akibat kerusuhan tersebut Uni Sepak Bola Eropa (UEFA) mungkin akan menjatuhkan denda kepada Uni Sepak Bola Rusia.
"Sebagaimana yang saya pahami, UEFA akan mendenda kami (Rusia). Mereka (para suporter) telah berperilaku buruk," kata Mutko kepada R-Sport. (mtv/kcm/det/ns)
Baca Juga: Skandal Maskot Euro 2016, Namanya Sama dengan Alat Bantu Seks
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News