Mengharukan, Perjuangan Orangtua Demi Pendidikan Anaknya yang Terbelakang Mental

Mengharukan, Perjuangan Orangtua Demi Pendidikan Anaknya yang Terbelakang Mental Balqis (kanan) saat menunjukkan kemampuan menulis. foto: RAHMATULLAH/ BANGSAONLINE

SUMENEP, BANGSAONLINE.com – Mohammad Fuad tidak menyangka bahwa anaknya yang bernama Balqis kini bisa baca – tulis. Bahkan, anaknya jago mengarang puisi bila dibandingkan dengan teman-temannya di Sekolah Luar Biasa (SLB) Dharma Wanita yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Dharma Wanita Persatuan Kabupaten .

Jika teringat delapan belas tahun lalu, Fuad tidak menyangka anak keduanya itu bisa baca – tulis seperti saat ini karena keterbelakangan mental yang diderita sang anak.

Baca Juga: Pesan Dandim 0827 Sumenep Usai Hadiri Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2024 di Kantor Bupati

Sebenarnya waktu itu Fuad tidak menyangka Balqis menderita keterbelakangan mental, karena saat masih bayi sulit dibaca tanda-tanda tersebut. Tapi setelah Balqis berumur tiga tahun, ternyata masih tetap tidak bisa berjalan, padahal anak tetangga yang sebaya sudah berjalan normal. Dan hal itu yang membuat Fuad berpikir ada kelainan pada Balqis.

Warga Desa Batuan, Kecamatan Batuan, itu lalu berpikir untuk membawa anaknya ke tukang urut dengan harapan cepat berjalan. Meski berulangkali ke tukang urut, usaha yang dilakukan tidak berhasil. Balqis tetap tidak bisa berjalan. Dan akhirnya Fuad pasrah.

“Alhamdulillah, justru saat pasrah itu, Balqis mulai belajar berjalan tertatih-tatih,” kenangnya saat ditemui di rumahnya, Rabu (29/6).

Baca Juga: Relawan Sakera Madura Khofifah-Emil Salurkan Bantuan 7 Tangki Air Bersih di Sumenep

Perkembangan Balqis tidak seperti anak pada umumnya. Meski sudah belajar berjalan, tapi kelihatan sangat kerepotan. Bahkan ketika mulai belajar bicara, kata-kata yang diucapnya pun tidak terdengar jelas. Badan Balqis juga terlihat selalu gemetar. Ketika ada suara atau apa pun yang membuat kaget, sekujur badan Balqis langsung tegang.

Saat Balqis berumur lima tahun, Fuad mulai berpikir tentang pendidikan sang anak. Kelainan pada Balqis dianggap sebagai anugerah yang harus disyukuri, karena membuatnya berpikir bahwa Tuhan benar-benar berkuasa atas segala sesuatu.

“Kondisi Balqis saya syukuri. Ini anugerah terindah yang diberikan Tuhan. Maka, saya bertanggung jawab atas apa yang menjadi haknya, termasuk pendidikan yang harus dia tempuh.”

Baca Juga: Kapal Express Bahari Tiba di Sumenep, Segera Disiapkan untuk Pelayaran Perdana

Awalnya dia mau langsung menyekolahkan anaknya tersebut ke SLB. Hanya saja ada guru TK di desanya yang menjanjikan bisa mengajari baca – tulis dan lainnya dengan masuk ke TK di mana guru tersebut mengajar. Dia mengikuti saran tersebut. Tapi seiring perjalanan waktu, tidak ada perkembangan siginifikan pada diri Balqis. Fuad kemudian berpikir untuk menyekolahkan Balqis ke SLB.

Di tempat belajar baru inilah perkembangan Balqis mulai terlihat. Lambat laun Balqis semakin fasih bertutur kata. Balqis juga tidak tegang jika ada hal yang mengangetkan dirinya. Dia juga mulai bisa menunjukkan kemampuan baca – tulis. Fuad yakin hal itu dipengaruhi interaksi Balqis dengan teman-teman di sekolah, juga bimbingan dari guru.

“Saya sangat berterimakasih kepada guru yang mengajar Balqis. Anak saya sekarang sudah kelas tiga SMP. Dan cita-citanya cukup mulia, dia ingin jadi guru bagi anak-anak yang memiliki keterbelakangan mental,” terangnya.

Baca Juga: Tolak Hubungan Badan, Istri di Sumenep Dicekik Suami Hingga Tewas

Sementara guru SLB Dharma Wanita yang mengajar Balqis, Roro Mardiana Hayati, mengaku cukup bangga dengan orangtua Balqis. Katanya, peran sebagai orangtua dalam pendidikan anaknya sangat terlihat. Tanpa lelah orangtua Balqis selalu bertanya tentang perkembangan sang anak. Dan hal itu yang membuatnya sekuat tenaga berusaha menjadikan Balqis seperti yang diharapkan orangtua.

“Saya juga melakukan hal sama, yaitu intens menjalin komunikasi dengan orangtua Balqis. Jika ada yang tidak bisa dilakukan orangtua Balqis di rumah, saya minta untuk tidak sungkan konsultasi ke saya. Itu demi kemajuan Balqis. Begitu juga dengan orangtua siswa lainnya,” ujar Roro.

Menurut Roro, Balqis menderita tunagrahita ringan dengan keterbatasan tremor yang cukup nampak. Tapi dia yakin perkembangan Balqis sesuai yang diharapkan orangtua, sebab penderita tunagrahita ringan masih bisa dilatih sedemikian rupa. Perkembangan yang baru-baru ini dimiliki adalah kemampuan memasak.

Baca Juga: Pamer Naik Jet Pribadi, Kekayaan Ketua Banggar DPR RI Asal Madura Melonjak 200 Persen

Balqis sendiri tampak malu-malu saat ditanya tentang keinginan yang ingin dicapai. Persis seperti yang diungkap sang bapak, Balqis ingin menjadi guru. Dengan suara yang kurang jelas, juga tanpa bisa mengendalikan gerakan kepala yang merupakan bentuk tremor yang diderita, Balqis berujar, “Mau menjadi guru...” (mat/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Perahu Pengangkut BBM Terbakar di Pelabuhan Gayam Sapudi Sumenep':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO