Terusir Keluarga, Kakek Renta Dievakuasi Pemkab Tulungagung, Disambangi Bupati

Terusir Keluarga, Kakek Renta Dievakuasi Pemkab Tulungagung, Disambangi Bupati Bupati Syahri Mulyo saat mendatangi Mbah Miran di gubuknya.

TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Pemerintah Kabupaten akhirnya mengevakuasi kakek tuna wisma yang terusir dari keluarganya karena sakit-sakitan. Dia hampir setahun tinggal di gubuk tidak layak huni bantuan warga sekitar.

"Kami putuskan untuk mengevakuasi yang bersangkutan karena sudah tidak ada lagi yang sanggup merawat," kata Bupati Sahri Mulyo, di sela proses evakuasi tuna wisma bernama Mbah Miran (80) di Desa Aryojeding, Kecamatan Rejotangan, Jumat.

Baca Juga: Kurang dari 24 Jam, Polresta Sidoarjo Tangkap Suami yang Bunuh Istri di Krian

Saat didatangi Bupati Sahri bersama tim Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi , Miran yang telah jompo dan mengalami kebutaan karena katarak akut, hanya duduk lemah di atas dipan kayu gubuk tempatnya tinggal yang berukuran 2,5 x 2 meter.

Bau anyir bercampur pesing tercium menyengat di sekitar tempat tinggal Mbah Miran yang memang tidak memiliki kamar mandi ataupun tempat buang hajat tersebut. Menurut penuturan Kepala Dinsosnakertran Yumar, Mbah Miran hidup sebatang kara.

"Istrinya sudah meninggal sekitar sebulan lalu karena menderita sakit keras. Dulu yang merawat Mbah Miran ya istrinya ini, namun setelah tiada beliau tinggal sebatang kara," kata Yumar.

Baca Juga: Warga Tulungagung Meninggal, Diduga Keracunan Nasi Hajatan dari Blitar

Menurut penuturan warga, Mbah Miran sebenarnya masih memiliki anak angkat yang tinggal tak jauh dari gubuk kakek jompo yang sakit-sakitan tersebut. Namun karena sengketa tanah dan rumah melibatkan anak menantunya yang menjadi perangkat RT di desa yang sama itu, pada awal 2015 Mbah Miran beserta istrinya diusir dari rumah sehingga sempat tinggal di kandang ternak sapi milik tetangganya sebelum akhirnya dipindah di gubuk darurat bantuan warga.

"Mbah Miran dulu waktu sehat orangnya sangat keras sehingga anak dan menantunya tidak mau hidup serumah. Mereka diusir," kata salah seorang warga.

Nasib Mbah Miran beserta istrinya yang sudah renta, sakit-sakitan dan terlunta-lunta tanpa tempat tinggal memadai sempat memicu kecaman netizen di media sosial facebook.

Baca Juga: Promosikan Judi Online, Selebgram Asal Tulungagung Diamankan Polisi

Selain mengkritik sikap sang anak angkat dan menantu yang dianggap durhaka, warga dan netizen juga mendesak pemerintah daerah setempat segera mengambil tindakan dengan membantu keduanya.

"Dulu sudah kami usulkan namun ditolak dinsosnakertran dengan alasan saat itu masih ada yang merawat sementara di Panti Wreda mengharuskan adanya tenaga perawat dari pihak keluarga," kata warga lain.

Menanggapi hal itu, Bupati Sahri beralasan tindakan evakuasi terhadap pasangan jompo tuna wisma itu dikarenakan informasi yang tidak valid dan lengkap dari masyarakat maupun perangkat desa. "Selain itu, dulu Mbah Miran ini masih ada yang merawat yaitu istrinya meski hidup menumpang di tanah orang lain. Jadi kendalanya banyak, terutama kesediaan keluarga yang memang tidak selalu mengizinkan mereka dirawat di panti wreda," kata Sahri.

Baca Juga: Diduga Depresi, Seorang Ayah di Tulungagung Tega Bunuh Anak Kandungnya

Bupati berharap, ke depan masyarakat dan perangkat desa/kelurahan proaktif dalam melaporkan jika terjadi kasus serupa atau aneka masalah sosial di daerah.

Minimnya tenaga lapangan di Dinsosnakertran menurut Sahri menjadi faktor utama lambannya penanggulangan masalah sosial berlatar kemiskinan seperti fenomena Mbah Miran tersebut.(ant/rus)

Sumber: antarajatim

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Pria di Tulungagung Pepet Perempuan Pengendara Motor Sambil Masturbasi ':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO