TULUNGAGUNG, BANGSAONLINE.com - Hektaran lahan padi di tiga desa di Tulungagung terendam air, Minggu (14/8). Tiga desa tersebut yakni desa Ngungahan di kecamatan Bandung, serta desa Tanggul Walahan dan Tanggul Kundung di kecamatan Besuki. Akibat banjir tersebut, para petani terancam bakal merugi hingga puluhan juta rupiah.
Menurut keterangan salah satu warga Ngunggahan, Murtadi (40), banjir tersebut mulai merendam sawah sejak Jumat (12/8) petang. Bahkan, ketinggian air di dusun Kalirejo, desa Ngunggahan, mencapai 1 meter.
Baca Juga: Tembakau di Tulungagung Gagal Panen Total, Petani Merugi Jutaan Rupiah
“Sejak hari Sabtu kemarin air mulai surut, namun batang padi di lokasi sawah saya masih tenggelam. Sedangkan untuk hari Minggu air belum juga surut karena Sabtu malam daerah sini kembali diguyur hujan deras,” ungkap Murtadi saat di lokasi.
Menurutnya, padi dipasitkan tidak akan dapat bertahan hidup alias mati jika dalam lima hari ke depan air tak kunjung surut.
“Kerugian kami selain benih dan pupuk juga tenaga, jika dihitung pasti banyak. Upaya pembuangan air sudah kami lakukan namun tidak berhasil, karena sungai sebagai pembuangan, airnya juga meluap,” tambahnya.
Baca Juga: Bulog Beli Kontan Gabah Kering di Tulungagung Rp 4.200 per Kg
Masih menurut Murtadi, surutnya air yang menggenangi lahan pertanian tersebut tergantung pada kondisi sungai Niyama. Apabila sungai Niyama sebagai saluran pembuangan surut, maka air sawah akan terbuang dengan sendirinya.
“Jika dam pembuangan air sungai Niyama dibuka, kemungkinan akan cepat surut, namun jika tidak kondisinya akan tetap seperti ini,” cetus Murtadi.
Lebih lanjut, untuk sementara ini para kelompok tani hanya bisa mengeluh dan berharap pemerintah daerah, khususnya dinas pertanian dapat memberikan solusi terbaik. “Mau tidak mau hanya menunggu, hingga para pejabat pemerintah turun tangan, dan membantu kami,” harapnya.
Baca Juga: Dampak Banjir di Tulungagung, Petani Terpaksa Panen Dini
Saat dimintai keterangan, Kepala Dinas Pertanian Tulunagung, Suprapti melalui Kordinator Pengendali Organisme Penggagu Tumbuhan (POPT) Gatot Rahayu, mengatakan bahwa untuk sementara ini tim teknis lapangan dinas pertanian hanya dapat melakukan pemantauan saja di lokasi pertanian yang terkena bencana banjir.
“Upaya kami belum ada, karena ini banjir tergolong besar, kami laporkan luas pertanian daerah Ngungahan yang terendam 150 Hektar,” ucapnya.
Sementara menurut data sementara Dinas Pertanian Tulungagung, bahwa daerah pertanian di kecamatan Karangrejo juga tenggelam yaitu, lahan pertanian di desa Bunggur seluas 20 hektar, dan desa Sukowiyono seluas 7 hektar. (fer/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News