SURABAYA (bangsaonline) - Gubernur Jawa Timur Soekarwo (Pakde Karwo) memberikan Ceramah Tematik pada Diklatpim Tingkat II angkatan XXIII, Diklatpim Tingkat III angkatan X dan XI dan Diklat Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Jatim di Badan Diklat Jatim, Rabu (4/6/2014).
Dalam kesempatan itu, ia memaparkan dua kunci agar bisa memenangkan persaingan dalam Asean Economic Community (AEC) 2015. Dua kunci tersebut adalah masyarakat Jatim harus memilikidaya saing yang kuat,dan penguasaanpasar dalam negeri.
Baca Juga: Hebat! Masjid ini Tiap Hari Sediakan Makan dan Penginapan Ber-AC Plus Kopi-Snack Gratis
“Untuk berperan dalam AEC 2015, dua hal tersebut menjadi hal yang paling penting. Jatim dituntut untuk memiliki daya saing yang kuat. Berbagai upaya dilakukan untuk bisa meningkatkan daya saing tersebut, salah satunya adalah membangun SMK Mini,” ujarnya.
Dengan mendirikan SMK mini, lanjutnya, akan diciptakan tenaga kerja yang siap untuk bertarung dalam AEC 201. Pemprov Jatim berencana membangun 70 SMK mini pada tahun ini, dan angka tersebut akan bertambah pada tahun depan. Metode yang diajarkan di SMK mini adalahmenciptakan tenaga kerja formal yang siap bekerja dan diberikan materi khusus selama enam bulan.
“Pastinya, SMK Mini menciptakan tenaga kerja formal yang diberikan perlindungan hukum di dunia. Pada tahun 2015 ditargetkan akan tercipta 80 ribu tenaga kerja yang berasal dari SMK Mini,” tambahnya.
Baca Juga: Ruki Kanwil Kemenkumham Jatim Sapa Ratusan Pelajar dari 2 Sekolah di Surabaya
Selain mendirikan SMK mini, masih kata Pakde, juga dipersiapkan para tenaga kerja untuk diberikan keterampilan khusus di Balai Latihan Kerja (BLH) Plus. Berbagai upaya tersebut adalah upaya untuk membuat tenaga kerja dari Jatim memiliki standarisasi yang siap bekerja dan memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan pada pasar AEC 2015.
Dikatakannya, untuk bisa bersaing pada AEC 2015, pengusaha Jatim juga harus bisa melakukan penguasaan pasar dalam negeri.Salah satu wujud upaya penguasaan pasar dalam negeri adalah meningkatkan nilai ekspor dan mengurangi nilai impor Jatim.Komposisi ekspor dan impor masih menjadi persoalan.Beberapa produk ekspor Jatim sebagian besar masih berupa bahan mentah, sedangkan impornya sebagian besar adalah barang jadi.
“Sebenarnya,untuk meningkatkan nilai ekspor, bahan mentah harus diolah terdahulu di Jatim sehingga nilainya akan meningkat. Apabila hal tersebut bisa terjadi, pasar dalam negeri sanggup dikuasai Jatim. Dengan demikian menandakan Jatim siap menghadapi AEC 2015” jelas Pakde Karwo.
Baca Juga: Jurusan DKV Angkatan ke-17 SMKN 1 Surabaya, Gelar Tugas Akhir Pameran Seni Ervix Arthefa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News