LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Bantuan untuk peningkatan pelayanan air bersih dari United States Agency for Internasional Development (USAID) untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lamongan diduga dipungli.
Bantuan itu dari The Australian Government’s overseas aid program (AusAID) berupa penyambungan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak ribuan sambungan rumah (SR) selama kurun waktu 2014/2015. Dengan adanya bantuan ini maka biaya permohonan penyambungan air disubsidi. Jika biasanya biaya pemasangan regular Rp. 1,250 juta/SR namun dengan adanya bantuan ini biayanya menjadi Rp 500 ribu dengan persyaratan. Yakni, rumah pemohon dilewati jalan tidak boleh melebihi 3 meter dan beban listrik tidak melebihi 1.300 VA, serta tipe rumah pemohon tipe rumah sejahtera.
Baca Juga: Melalui SPAM, Perumda Air Minum Lamongan Perluas Cakupan Pelayanan
Dugaan pungli itu setelah ada kejanggalan dalam pelaksaannya. Bantuan SR yang berasal dari AusAid dengan persyaratan dan ketentuan yang ada ternyata dilanggar dan dipasang di Rumah Toko (Ruko) yang berada di jalan Raya Desa Sukoanyar Lamongan. Meteran dengan stiker tulisan Water Hibah Usaid tampak berada di depan ruko tersebut.
"Rumah saya juga dipasang meteran, dan harus bayar sebesar Rp 1,8 juta dengan cara mencicil. Tidak hanya saya tetapi semua yang dapat program harus mbayar. Kalau dikumpulkan ya miliaran." ujar seorang sumber yang enggan namanya ditulis seraya mengatakan jika dirinya baru tahu kalau itu program hibah.
Dikatakanya, selain di wilayah Turi di Kecamatan Sukodadi juga menerima program serupa tetapi masyarakat tidak ada yang tahu kalau penyambungan meteran tersebut bantuan luar negeri.
Baca Juga: Permudah Warga Peroleh Air Bersih Jelang Lebaran, PDAM Lamongan Launching SPAM Mojolagres
Ketika BANGSAONLINE, Kamis (22/9) siang berusaha mengonfirmasi kepada Direktur PDAM Lamongan, Maksum, MM, ternyata di dalam ruangannya ada anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI sedang melakukan pemeriksaan administrasi dan kinerja di PDAM Lamongan.
"Informasinya kedatangan BPK ke PDAM Lamongan karena dinilai kurang sehat. Kemarin, kami ke PDAM Blitar dan Malang dan hari ini PDAM Lamongan," ujar seorang pendamping dari PDAM Wiyung Surabaya yang enggan dikutip namanya.
Sementara Maksum tidak bisa dikonfirmasi. Menurut stafnya, Maksum sedang pergi dan tidak ada di kantor. "Bapak keluar, tidak tahu ke mana," ujarnya singkat.
Baca Juga: Perumda Air Lamongan Lakukan Percepatan Sambungan Rumah di Wilayah Tikung
Ternyata staf Maksum tersebut bohong, karena ada seseorang (pegawai PDAM Wiyung Surabaya-red) yang mengatakan bahwa Maksum ada di ruangan bersama anggota BPK. Akhirnya dilakukan penyanggongan sekitar 3 jam. Benar saja, Maksum keluar kantor lewat pintu belakang lalu naik mobil pribadinya yang diparkir di belakang. Maksum diikuti anggota BPK yang juga bergegas naik mobil yang diparkir di halaman kantor PDAM Lamongan mengiringi mobil yang ditumpangi Maksum. (qom/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News