SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Di Kota Surabaya, ada satu kampung yang warganya mempunyai profesi seragam, yaitu tukang servis dinamo. Maka, kampung ini pun dinamakan Kampung Dinamo.
Kampung Dinamo berada di Jl Bratang Gede I, Ngagelrejo, Kecamatan Wonokromo. Pengistilahan kampung dinamo ini pertama kali digagas Alm Abdul Fatah. Kini, setidaknya ada 55 bengkel dinamo di kampung ini.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
Kus Hariyono (45) salah satu pemilik bengkel dinamo di Kampung Dinamo Bratang Gede I, mengaku sudah dari kakeknya usaha bengkel dinamo. “Di keluarga saya, sudah mulai dari kakek saya menekuni bengkel dinamo, dan turun menurun hingga ke saya sekarang ini,” ungkap dia.
“Orang-orang di sini semua bekerja sebagai service dinamo semua, mungkin sekitar 50 lebih rumah yang membuka bengkel dinamo di sini,” tambah Kus.
Kus Hariyono sudah mempunyai pelanggan tetap, salah satunya di perkapalan. Dia mengaku sering menyervis dinamo kapal yang rusak. Untuk biaya, bisa mencapai Rp 20 Juta, tergantung kerusakan.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Selain itu Kus Hariyono juga biasa menyervise dinamo AC, kulkas, dan lain-lain. Pelanggan biasanya datang ke bengkelnya, atau juga terkadang Kus yang datang ke rumah pelanggan.
Untuk biaya pengecekan genset misalnya, dia menarif Rp 300 ribu dan tergantung dari jenis dinamo.
Kus mengaku, omzet dari bengkel dinamo antara Rp 100 ribu sampai Rp 2 Juta. Dia mempunyai 2 pegawai yang sehari-harinya membantu dia di bengkel dinamo.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Pengakuan Kus, ia juga pernah diminta Pemkot Surabaya dan Pemkab Tulungagung untuk melatih peserta pelatihan. Saat itu peserta datang ke bengkel dinamonya dan dia dibayar Rp Rp 300 ribu per bulan oleh Pemkot untuk melatih peserta.
Kus mempunyai 1 anak laki-laki yang masih berumur 6 tahun. “Jika anak saya udah ngerti, nanti saya ajari dinamo, ketimbang sekolah elektro mahal-mahal, mending saya saja yang mengajari dia langsung praktek. Kan kalau langsung praktek cepet ngertinya,” tandasnya. (luckman hakim/UTM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News