FPBI: 10 Kecamatan di Bojonegoro Rawan Longsor, Mulai Ada Tanda-tandanya

FPBI: 10 Kecamatan di Bojonegoro Rawan Longsor, Mulai Ada Tanda-tandanya Longsor di kali gandong Kecamatan Purwosari, Bojonegoro 2015 lalu. foto: Dok. BANGSAONLINE/ EKY NURHADI

BOJONEGORO, BANGSAONLINE.com - Forum Peduli Bencana Indonesia (FPBI) Kabupaten Bojonegoro mengatakan 10 kecamatan yang berada di wilayah Bojonegoro berpotensi terjadi longsor. Kecamatan tersebut mayoritas berada di wilayah selatan yang berpotensi longsor menengah dan tinggi.

Berdasarkan data PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), dari sepuluh kecamatan itu antara lain Kecamatan Temayang, Ngambon, Sugihwaras, Tambakrejo, Margomulyo, Bubulan, Purwosari dan Malo.

"Sedang dua kecamatan berada di Bojonegoro barat (Kasiman) dan utara kota (Trucuk)," ujar Ketua FPBI Bojonegoro M. Nurcholis, Minggu (25/9).

Menurut dia, ini adalah sebuah early warning (peringatan dini), tanda-tanda potensi longsor. Di antaranya adanya sumur-sumur penduduk yang biasanya masih terdapat air tiba-tiba air sumur tersebut kering. Selain itu bangunan tinggi, pohon besar serta bangunan tegakan (tiang listrik, tower) mendadak terlihat miring.

"Penyebab lainnya karena faktor alam yang bisa dijadikan patokan potensi longsor adalah keruhnya mata air yang biasanya jernih. Apalagi jika ada sungai yang biasanya mengalir deras tiba-tiba alirannya mengecil atau bahkan berhenti, itu adalah tanda berpotensi terjadinya longsor serta memungkinkan sewaktu-waktu terguyur hujan bisa terjadi banjir bandang," jelasnya.

Oleh sebab itu, pihaknya bersama Pemkab setempat mengimbau kepada warga yang berada di sepuluh kecamatan tersebut untuk selalu berhati-hati dan waspada. "Apabila ada tanda-tanda akan terjadinya longsor segera laporkan ke kami atau ke Pemkab, agar segera ditindaklanjuti," jelasnya. (nur/rev)