SURABAYA (bangsaonline) - Langkah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharani untuk menutup lokalisasi Dolly mendapat dukungan penuh Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Komitmen dukungan berupa siap mencairkan anggaran untuk merealisasikan penutupan lokalisasi terbesar di Asia Tenggara tersebut .
"Jangan bicara soal nominal, sejak awal Pemprov Jatim mendukung penutupan lokalisasi Dolly. Apalagi pemprov sudah berkomitmen untuk menutup lokalisasi di Jatim sejak 2010 lalu," tegas Soekarwo, usai menghadiri rapat paripurna di DPRD Jatim, kemarin.
Baca Juga: Komunitas Jarak Dolly Surabaya Beri Bantuan di Dua Yayasan Panti Asuhan
"Persoalan tetap diselesaikan tentunya dibarengi dengan solusi. Dengan begitu persoalan kerawanan sosial bisa ditekan sekecil mungkin," papar mantan Sekdaprov Jatim ini.
Ketua Komisi E DPRD Jatim, Sugiri Sancoko mengaku akan mengawal proses penutupan lokalisasi Dolly yang digagas Pemkot. Di antaranya dengan menyosialisasikan program tersebut kepada para penghuni lokalisasi. "Seperti biasanya Komisi E selalu kebagian menerima unjukrasa dari mereka. Nah, saat itulah Komisi E akan menjelaskan alasan Pemkot bersama Pemprov Jatim menutup lokalisasi," papar politisi asal Partai Demokrat Jatim itu.
Sementara Pemkot Surabaya telah menyiapkan anggaran rehabilitasi lokalisasi Dolly-Jarak sekitar Rp 16 miliar. Dana ini dipersiapkan untuk membeli wisma lokalisasi Dolly-Jarak yang dijual pemilik ke Pemkot Surabaya.
Baca Juga: Komunitas Jarak Dolly Bagikan 350 Nasbung pada Warga dan Pengendara di Bekas Lokalisasi
Risma mengatakan, saat ini luasan tanah dan proses pembelian wisma yang dijual pemilik sedang di proses Pemkot Surabaya. Sedangkan fungsi rumah-rumah warga tidak berubah. "Tidak betul jika Pemkot akan membeli seluruh rumah di lokalisasi Dolly-Jarak. Karena hanya wisma yang dijual pemiliknya saja yang kita beli," kata Risma.
Risma menjelaskan, nantinya bangunan wisma di Lokalisasi Dolly-Jarak yang telah dibeli Pemkot Surabaya akan difungsikan sebagai sentra PKL, perpustakaan, dan untuk taman.
"Jadi, tidak perlu heran jika rencana program pemberdayaan dalam rangka rehabilitasi itu menyerap anggaran lebih besar dari nilai kompensasi yang diberikan ke PSK dan Mucikari," ucap Risma. "Dana kompensasi itu sekarang sudah siap. Bahkan dari Kemensos juga sudah ada yang akan diserahkan sendiri oleh pak Mensos," tutur Risma.
Baca Juga: Puluhan Bonek-Bonita Jarak-Dolly Berbagi Takjil Nasbung dan Jajanan
Di sisi berseberangan, penggalangan dukungan penolakan penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak terus dilakukan. Kali ini warga lokalisasi mendapat dukungan dari pedagang pasar Jarak yang berjumlah ribuan.
Dengan berbekal kain putih sepanjang9 meter,Front pekerja Lokalisasi Dolly dan Jarak mendatangi pasar Jarak yang berada di Jl Putat Surabaya. Para pedagang pun terlihat antusias menerima sodoran kain putih untuk ditandatangani sebagai bentuk dukungan penolakan terhadap rencana Pemerintah Kota Surabaya 18 Juni 2014 mendatang. "Semua pedagang semangat tanda tangan. Semua menolak penutupan lokalisasi," imbuh Jarwo.
Adapun Supeno, Ketua RT05 RW 06 Kelurahan Putat Jaya mengaku sangat kecewa dengan Wisnu Sakti Buana, Ketua DPC PDIP Surabaya yang kini menjabat sebagai Wawalikota Surabaya,. Dia dianggap telah mengingkari janjinya untuk melakukan pembelaan terhadap keberadaan lokalisasi Dolly dan Jarak saat kampanye Pileg bulan lalu.
Baca Juga: Bantu Promosikan Produk, Cak Ji Ajak Influencer Keliling Sejumlah Sentra UMKM
“Kami sangat kecewa dengan pak Wisnu dan Pak Kadar yang saat kampanye berjanji akan membela warga dengan cara mempertahankan keberadaan lokalisasi disini, dengan syarat memerahkan (coblos Caleg dan partai PDIP) warga Putat Jaya, tetapi setelah kami turuti, ternyata sekarang malah berpihak kepada Risma yang akan melakukan penutupan, tentu kami akan melawan sampai titik darah penghabisan karena ini menyangkut penghidupan kami,” ucap pria yang sehari-harinya dipanggil Cupes ini.
Dalam ceritanya, Pendik juga menyesalkan sikap Kadar yang saat ini cenderung
Hal senada juga diucapkan oleh Ketua RW 06 Putat Jaya yang mengaku telah diperdayai oleh Dinsos kota Surabaya, karena hampir seluruh prigram dan pendataan terkait rencana penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak hanya hasil rekayasa belaka.
Baca Juga: Resmikan Pasar Burung, Wali Kota Risma Ingin Ekonomi Warga Eks Lokalisasi Dolly Terus Meningkat
“Kami pernah diajak studi banding ke Kramat Tunggak oleh Dinsos, perwakilan warga yang berangkat sekitar 10 orang yang terdiri dari 10 RT ditambah dari Kecamatan, kelurahan, Koramil dan Polsek serta Garnisun, padahal ditempat kami ini ada 38 RT, saat itu kami diberikan tiket dan hotel untuk berkunjung ke Kemensos dan meninjau eks lokalisasi Kramat Tunggak, selepasnya kami diajak rekreasi, dengan harapan kami bisa menerima program penutupan lokalisasi,” jelasnya. (mdr/lan/ros)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News