TUBAN, BANGSAONLINE.com - Hujan yang disertai angin puting beliung pada Senin pukul 17.30 WIB mengakibatkan 25 rumah di Desa Wanglu Kulon, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban mengalami rusak.
Ada 3 rumah yang rusak parah, yakni terjadi di RT 02 RW 1. Tiga rumah rusak parah tersebut milik abdul khakim (47), Rustiah (45) dan Kamin (48). Sedangkan, 22 rumah lain rusak ringan. Selain merusak rumah warga, puting beliung juga merusak beberapa fasilitas umum seperti lampu penerangan jalan dan robohnya sejumlah pohon besar di tempat pemakaman umum Dusun Gayu Desa Wanglu Kulon.
Baca Juga: Hari Kesiapsiagaan Bencana, Ratusan Siswa SD di Tuban Dapat Edukasi Darurat Bencana
Abdul Khalim salah satu dari 3 warga yang rumahnya rusak parah mengatakan, kejadian tersebut terjadi pada sore menjelang maghrib.
Ia menceritakan kronologi kejadian tersebut. Mulanya ia bersama keluarga sedang berdiam di dalam rumah. Namun tiba-tiba angin langsung menerjang atap rumah sehingga genteng rumah berserakan. Melihat kejadian tersebut pihaknya beserta keluarga langsung keluar rumah.
"Alhamdulillah kejadian hanya kerusakan atap rumah dan genting," cetusnya.
Baca Juga: PLN Nusantara Power Beri Edukasi Penanganan Gempa Bumi untuk Siswa di Tuban
Kepala Desa (kades) Shoim menjelaskan, berdasarkan data yang masuk dari sejumlah perangkat desa menyatakan, sejumlah rumah yang rusak parah dan rusak ringan berjumlah 25 rumah.
"Kami masih mendata total kerugian. Mulai rumah warga yang rusak dan termasuk kerugian fasilitas Desa Wanglu Kulon sekitar 30 juta. Kerugian itu meliputi rumah warga rusak, lampu penerangan, wifi dan petunjuk arah di pemakaman," terangnya.
Shoim menambahkan, rencananya besok pihak desa akan melakukan kerja bakti bersama warga akibat bencana angin puting beliung. "Besok akan dibersihkan secara bersama-sama sekaligus kerja bakhti," sambungnya.
Baca Juga: Korban Terdampak Gempa di Tuban Dapat Bantuan Konseling
Terpisah, Camat Senori l, Eko Julianto mengimbau kepada seluruh warga Senori untuk selalu waspada terhadap iklim yang saat ini terjadi. Karena hujan lebat disertai angin kencang dapat mengancam keselamatan. "Ini dilakukan guna antisipasi bencana, agar dapat meminimalisir dari dampak bencana," papar Eko sapaan akrabnya.(tbn1/wan/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News