SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Kekurangan modal usaha, sentra Bed Cover di Jl Kanser Surabaya hanya menerima jasa jahit bed cover saja, sedangkan semua bahan disediakan bos pemilik uang.
Tak pelak, pesanan menjahit bed cover pun membanjir, hingga kewalahan menyelesaikan pesanan. Demikian yang disampaikan Tia, di tempat kerjanya, Jumat (30/9/2016).
Baca Juga: Ramai Pengunjung, Kepo Market Sukses Gelar Bazar UMKM
Tia (45) salah satu penerima jasa menjahit Bed Cover di Jl Kanser sudah 10 tahun menekuni usaha ini. Tidak hanya Tia yang menyediakan jasa menjahit Bed Cover di sana, tapi ada sekitar 9 penjahit lain menekuni hal sama.
Tia biasanya mendapatkan bahan baku bed cover dari Bosnya, dia mempunyai 7 bos berbeda yang memasok bahan-bahan bed cover, jadi dia hanya menjahit untuk dijadikan bed cover. “Saya hanya mengolah saja, bahan-bahan dikirim sama bos saya, biasanya itu 1 pikap kalau sekali ngirim, itu berbagai macam ukurannya,” kata dia.
Tia juga mengaku kalau dia kewalahan dengan pesanan yang diterimanya.“Banyak banget pesanannya sekarang, semakin banyak yang datang ke saya. Banyak juga yang saya tolak soalnya kan tempatnya juga kurang memadai dan juga saya kekurangan tenaga kerjanya. Yang jahit aja cuma dua sama saya, yang satu bagian pinggirannya, yang satunya menyatukan kain sama dakronnya. Jadi ya gak bisa nerima banyak,” aku dia.
Baca Juga: Gus Afif Dukung UMKM Surabaya Bersertifikasi Halal
Tia juga beringinan untuk memperbesar usahanya sebagai penerima jasa menhajit bed cover (pengepul) akan tetapi dia tidak mempunyai tempat yang memadai untuk menempatkan bahan-bahan dan mesin jahitnya.
“Sebenarnya ingin bisnis ini menjadi lebih besar, tapi ya gitu saya gak punya modalnya buat beli mesin jahitnya. Sekarang aja mahal sekitar Rp. 3 jutaan untuk mesin jahitnya saja, saya juga tidak punya tempat untuk menaruh bahan-bahan yang dikirim sama bos saya,” ungkap dia.
Berbagai macam Bed cover yang dikerjakan oleh Tia, mulai dari bed cover ukuran bayi hingga ukuran dewasa, dan juga berbagai macam kain untuk bed covernya. “Kainnya yang bagus itu kain jepang, kainnya adem meskipun hawanya panas. Kalau yang kain pabrik itu kasar juga panas. Harganya tentu berbeda jauh sekali,” tandasnya.
Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-17, Puluhan Pedagang Kecil Dilarang Berjualan di Sekitar Stadion GBT
Ukuran bed cover yang dikerjakan Tia mulai ukuran kecil 180 cm x 180 cm, hingga 240 cm x 240 cm.
Upah yang di dapat Tia beragam, untuk ukuran 180x180cm sebesar Rp 6 ribu, 2x2m (Rp 8 ribu), 150x240cm model jahitan zigzag (Rp 10 ribu), 240x240cm (Rp 20 ribu).
Kebanyakan pesanan yang diterima Tia tidak mempunyai merk, hanya merk Family yang dari Pasar Kapasan, dan juga dari pabrik akan tetapi dia lupa dengan merknya.
Baca Juga: Gus Lilur Motivasi Pelaku UMKM agar Naik Kelas
“Dulu pernah ada dari Disperindag ngasih pelatihan di Balai RW, ada sekitar 10 orang yang ikut pelatihan, dan juga dulu di kasih bantuan mesin jahit juga,” aku dia. (luckman hakim/UTM)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News