SUMENEP, BANGSAONLINE.com - Jumat, (28/10), puluhan mahasiwa yang bernaung dalam Mahasiswa Sumekar Raya (Mahasurya) mendatangi kantor Pemkab Sumenep dengan berpakaian adat. Mereka mendesak pemerintah setempat mengembangkan budaya, sebab selama ini ikon budaya di Sumenep tidak jelas.
Aksi ini menarik perhatian masyarakat yang melintas. Selain karena kebanyakan aktivis mahasiswa menggunakan pakaian adat, mereka juga diiringi musik saronen (music tradisional Madura), juga membawa tumpeng untuk diberikan pada pejabat. Mereka juga menggelar teatrikal tepat di atas trotoar depan kantor pemkab.
Baca Juga: Ajak Masyarakat Gelorakan Bela Negara, Bupati Sumenep Singgung Isu Geopolitik
Koordinator aksi, Bisri Gie, menegaskan pengembangan budaya saat ini stagnan. Hingga kabupaten berumur 747 tahun, katanya, tidak satu pun budaya menjadi ciri khas Kabupaten Sumenep. Hal itu dianggap wajar, sebab pemerintah selama ini tidak pernah memberikan perhatian penuh terhadap para seniman. Padahal keberadaan seniman sangat penting untuk memoles pengembangan budaya.
“Bagi daerah yang umurnya sudah berabad-abad, sangat lucu jika tidak memilik ikon budaya. Padahal Sumenep sangat kental budayanya,” jelasnya.
Dia berharap pemkab segera mencarikan solusi untuk mengembangkan budaya, sehingga Sumenep memiliki ikon budaya yang bisa dibanggakan.
Baca Juga: Maksimalkan Pengumpulan Zakat, Baznas dan UPZ Sumenep Tingkatkan Kesadaran Masyarakat
Sayangnya mahasiswa bukan ditemui langsung Bupati Sumenep, Busyro Karim, atau Wakil Bupati, A. Fauzi. Mereka hanya ditemui Inspektur Inspektorat, R. Idris, Asisten Pemerintahan, Sustono, dan sejumlah pejabat lain.
“Semua yang menjadi tuntutan mahasiswa akan menjadi masukan bagi kami untuk dilakukan perbaikan-perbaikan,” terang R. Idris.
Lalu mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. (mat/rev)
Baca Juga: Pemkab Sumenep Teken Kerja Sama Proyek APHT dengan PD Sumekar, Siap Operasikan Pabrik Rokok Terpadu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News