Suaminya Meninggal tak Wajar di Padepokan, Bekas Juru Masak Dimas Kanjeng Lapor Polisi

Suaminya Meninggal tak Wajar di Padepokan, Bekas Juru Masak Dimas Kanjeng Lapor Polisi Gapura Padepokan Dimas Kanjeng

PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Merasa ada yang janggal atas kematian suaminya, J, bekas juru masak padepokan Dimas Kanjeng melapor ke polisi, Jum'at (28/10). Suami bekas juru masak itu, meninggal saat berada di tenda Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Dusun Jenggelek, Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo.

Pengaduan perempuan 49 tahun di Polres Probolinggo ini diterima Kapolres AKBP Arman Asmara Syaifuddin. Saat melapor, J didampingi lima kerabatnya.

Baca Juga: Kasus Penipuan Penggandaan Uang ala Dimas Kanjeng Kembali Terjadi, Pelaku Raup Rp 64 Juta

J menceritakan kronologi mulai dirinya dan suami bergabung ke padepokan, hingga suaminya meninggal di tenda padepokan pada 13 September 2016 lalu.

J juga menyerahkan sejumlah benda yang dia dapat dari Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Di foto itu, ada Dimas Kanjeng bersama para penjaga gudang uang, foto Dimas Kanjeng dengan istri, serta foto Dimas Kanjeng bersama ulama. Barang yang juga diserahkan adalah lembaran uang kertas rupiah dan Turki yang dibungkus plastik.

Soal kematian suaminya berinisial I di tenda padepokan, J menceritakan bahwa suaminya meninggal tak wajar, kukunya hitam. Saat itu, J dan I berada di dalam tenda padepokan. Pada tengah malam, I keluar tenda dan mengambil wudlu' untuk wirid.

Baca Juga: Dimas Kanjeng Hanya Divonis 18 Tahun Penjara, Istri Korban Histeris, JPU Ajukan Banding

"Setelah selesai wirid, dia masuk ke dalam tenda lalu telentang. Saat saya bangunkan, dia tak bangun. Saat tangan saya diletakkan di atas hidungnya, sudah tak bernafas. Saya langsung berteriak minta tolong. Lalu para santri datang," katanya kepada sejumlah wartawan.

Karena meninggal, jenazah I dibawa ke rumahnya di salah satu Kabupaten di Jawa Timur dan dimakamkan di sana. Atas saran keluarga dan kerabat, J akhirnya mengadukan ke polisi.

J dan suaminya menjadi santri padepokan sejak 2012. Sebelum I meninggal di padepokan, kedua pasutri paruh baya ini tinggal di tenda padepokan selama 3 bulan. Selama di tenda padepokan, J mengaku menjadi juru masak.

Baca Juga: Anak Buah Dimas Kanjeng Simpan Upal Rp 31,1 M, Polisi juga Temukan Mata Uang dari Lima Negara

"Saya menjadi juru masak selama di tinggal di tenda padepokan. Karena jadi juru masak, saya tak perlu beli beras. Jadi makan di sana gratis, dikasih padepokan dan santri lain," jelasnya. (ndi/rus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO