GRESIK, BANGSAONLINE.com - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (PI) Aas Asikin Idat secara resmi meluncurkan pupuk NPK Phonska Plus milik PT Petrokimia Gresik (PG), Kamis (5/1), malam.
NPK Phonska Plus merupakan produk pupuk komersial atau non-subsidi PG untuk sektor retail.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Beri Bonus ke Atlet Senam Peraih Medali di PON XXI Aceh-Sumut 2024
Acara ini dihadiri oleh jajaran Direksi PI, Dirut PG Nugroho Christijanto bersama jajaran komisaris dan direksi PG, serta karyawan PG.
Sejak pertama kali diluncurkan di Denpasar dan Yogyakarta pada November 2016, NPK Phonska Plus mendapat antusiasme dan perhatian cukup tinggi dari distributor PG.
Hingga saat ini, total pemesanan NPK Phonska Plus telah mencapai 15.000 ton dari berbagai wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Tertinggi Platinum di Ajang SNI Award 2024
Direktur Utama PG Nugroho Christijanto menyatakan bahwa peluncuran NPK Phonska Plus merupakan jawaban atas hasil riset International Fertilizer Association (IFA) yang menyebutkan bahwa sebesar 50 persen kondisi lahan pertanian dunia mengalami defisiensi unsur hara mikro Zink (Zn) yang cukup signifikan.
Peta defisiensi Zink menunjukkan bahwa Indonesia termasuk wilayah dengan defisiensi terparah.
Selain pada tanah, IFA juga menyebutkan bahwa 1/3 populasi dunia atau sekitar 2 miliar manusia juga mengalami defisiensi nutrisi Zink pada tubuh.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Beberkan Program Transisi Energi 2024-2030 di Forum Internasional COP29
Adapun kebutuhan nutrisi Zink pada manusia utamanya berasal dari asupan pangan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya penambahan unsur hara mikro Zink pada lahan pertanian.
“Oleh karena itu kami meluncurkan NPK Phonska Plus dengan menambahkan unsur hara mikro Zink di dalamnya dan hal ini juga lah yang membedakan NPK Phonska Plus dengan NPK Phonska bersubsidi biasa,” ujarnya.
Dari segi fisik, lanjut Nugroho Christijanto, NPK Phonska Plus dikemas dalam kantong dengan berat bersih 25 kilogram, berbentuk granul, berwarna putih, dan bersifat higroskopis (mudah larut dalam air).
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dinobatkan sebagai Tokoh Penggerak Generasi Petani
Dari segi kandungan, NPK Phonska Plus mengandung unsur hara makro lengkap seperti Nitrogen (N), Fosfor (P2O5), dan Kalium (K2O) dengan kadar masing-masing 15 persen.
Selain itu, juga terdapat unsur hara mikro seperti Sulfur (S) 9 persen dan Zink sebesar 2.000 part per million (ppm). “Kami ingin menawarkan solusi terhadap masalah defisiensi Zink pada lahan pertanian, sekaligus menawarkan pupuk NPK non - subsidi dengan kualitas yang lebih baik namun tetap dengan harga terjangkau,” jelas dia.
Sebagai salah satu unsur hara mikro esensial bagi tanaman, Zink bermanfaat dalam memaksimalkan penyerapan unsur hara makro N, P, dan K. Zink juga berfungsi mendukung pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah, dan memperkuat daya tahan tanaman terhadap hama/penyakit. Kekurangan Zink berdampak pada kekerdilan tanaman, daun mengecil, ketegaran tanaman berkurang, serta ukuran bulir/buah kecil.
Baca Juga: Kucurkan Beasiswa, Cara Petrokimia Gresik Dorong Generasi Muda Tertarik Bertani
Dari segi kualitas, NPK Phonska Plus telah melewati serangkaian uji aplikasi di sejumlah titik (Kediri, Tabanan, Lombok, Jember, dan Boyolali) bekerjasama dengan universitas dan Balai
Penelitian Tanaman Pertanian (BPTP), uji aplikasi ini membandingkan penggunaan NPK Phonska Plus (NPKS+Zn) dengan NPK Phonska biasa (NPKS, tanpa Zink).
Uji aplikasi dilakukan dengan perlakuan dan dosis pemupukan yang sama pada komoditas padi, yaitu menggunakan formulasi 5:3:2 atau 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg NPK Phonska Plus, dan 200 kg Urea untuk per hektar sawah.
Baca Juga: Petrokimia Gresik Kirim Bantuan untuk Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
“Dari hasil uji aplikasi ini, NPK Phonska Plus terbukti mampu meningkatkan panen rata-rata 0,57 ton per hektar gabah kering panen atau 9 persen lebih besar jika dibandingkan dengan padi yang menggunakan pupuk NPK Phonska biasa tanpa Zink,” terang Nugroho Christijanto.
Sedangkan pada tanaman jagung, uji aplikasi NPK Phonska Plus dilakukan di Jember, Jawa Timur, mampu meningkatkan hasil panen 8 persen atau 0,68 ton per hektar lebih besar dibandingkan dengan NPK Phonska (NPKS) biasa tanpa Zink.
Selain uji aplikasi, PG juga melakukan demonstration plot (demplot) padi sebanyak 772 demplot di 95 kabupaten (8 provinsi) selama 2015 - 2016.
Baca Juga: Dirut Petrokimia Gresik Dorong Regenerasi Atlet Angkat Besi Berprestasi di Indonesia
Tujuan demplot adalah untuk melihat konsistensi hasil uji aplikasi di lokasi lain dengan kondisi yang lebih beragam. Demplot membandingkan penggunaan pupuk NPK Phonska Plus (NPKS+Zn) dengan pemupukan kebiasaan petani setempat.
“Dari demplot ini kami dapatkan rata-rata peningkatan panen 0,85 ton gabah kering panen per hektar atau naik 12 persen jika dibanding hasil aplikasi pemupukan petani setempat,” jlentrehnya.
Oleh karena itu, untuk menjawab permasalahan defisiensi Zink pada lahan pertanian dan manusia, Nugroho Christijanto menyatakan bahwa pihaknya akan mulai gencar mengampanyekan pentingnya unsur hara mikro Zink, sekaligus menyosialisasikan manfaat dan keunggulan NPK Phonska Plus pada tahun ini.
Baca Juga: PG Kerahkan Mobil Bronto Skylift Padamkan Kebakaran Smelter, Presdir Freeport Ucapkan Terima Kasih
“Kami akan sosialisasikan kepada petani mengenai pentingnya Zink pada lahan pertanian dan manusia. Sehingga kita tidak sekedar fokus pada unsur hara makro saja, tetapi unsur hara mikro juga penting untuk diperhatikan,” katanya.
Nugroho Christijanto optimis dengan kehadiran NPK Phonska Plus. Pertama, karena besarnya potensi pasar pupuk NPK di Indonesia dengan rata-rata pertumbuhan kebutuhan mencapai 6,53 persen per tahun. Kedua, dalam dua tahun terakhir, alokasi pupuk NPK bersubsidi hanya sebesar 2,5 juta ton (Permentan 130/2014 dan Permentan 60/2015).
Sedangkan kebutuhan pupuk NPK untuk sektor pangan, hortikultura, dan perkebunan rakyat mencapai 6,6 juta ton per tahun (data Asosiasi Perusahaan Pupuk Indonesia).
Adanya selisih atau gap inilah yang dimanfaatkan oleh PG dengan menyediakan pupuk NPK non-subsidi berkualitas dengan harga tetap terjangkau bagi petani.
Nugroho Christijanto mengaku percaya bahwa sebuah langkah besar berawal dari langkah kecil. Mengacu pada sejarah kesuksesan NPK Phonska pada tahun 2005, dimana saat itu kuantum pejualan hanya 200 ribu ton per tahun, kini kuantum penjualannya telah mencapai lebih dari 2 juta ton per tahun.
“Berawal dari langkah kecil namun konsisten, kami optimis NPK Phonska Plus akan menjadi market leader untuk pasar pupuk NPK non-subsidi,” pungkas Nugroho Christijanto. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News