Aksi Bela Pancasila Minta FPI Dibubarkan, Kejati Jabar Terima SPDP Rizieq Shihab

Aksi Bela Pancasila Minta FPI Dibubarkan, Kejati Jabar Terima SPDP Rizieq Shihab Putri Proklamator, Sukmawati Soekarnoputri, berorasi di aksi gabungan sejumlah ormas di depan Gedung Sate, Bandung, kemarin (19/1).

JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Putra-putri Presiden Indonesia pertama Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri dan Toto Suryawan Soekarnoputra, ikut berorasi dalam apel akbar Bela Pancasila di depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Kamis (19/1). Salah satu agenda Bela Pancasila tersebut adalah menuntut pembubaran Front Pembela Islam (FPI).

“Saya bersama kakak saya, Mbak Sukmawati Soekarnoputri, akan turun gunung bersama semua rakyat Indonesia apabila Pancasila dinistakan,” kata Toto saat berorasi di panggung yang dipasang di jalan dikutip dari Tempo.co.

Ratusan orang yang berasal dari beragam organisasi kemasyarakatan, partai, dan kelompok masyarakat menggelar apel akbar menuntut pembubaran FPI di depan Gedung Sate, yang sehari-hari digunakan sebagai kantor Gubernur Jawa Barat. Pemimpin ormas, petinggi partai, dan ketua kelompok masyarakat adat bergantian berorasi.

Sukmawati berorasi untuk membuka apel itu. “Mari kita bersama-sama menggemakan gema perjuangan, pekik ‘Merdeka, hidup Pancasila, hidup NKRI’,” ucapnya.

Sukmawati tidak menyinggung soal Rizieq Shihab. Dia bercerita soal kenangannya tentang ayahnya yang muncul setiap datang ke Bandung.

“Catatan sejarah itu ada di Kota Bandung. Mari kita melihat tapak tilas, di mana penjara-penjara itu mencatat sejarah perjuangan. Itu visi kita mengisi kemerdekaan untuk memperkuat persaudaraan kita kaum nasionalis, agama, dan yang bercita-cita mempertahankan, menjaga persatuan NKRI dengan dasar Pancasila yang kita junjung,” ujarnya.

Ketua Masyarakat Adat Sunda M. Ari Mulia Subagdja meminta aparat penegak hukum memproses aksi-aksi intoleransi di Jawa Barat. “Mudah-mudahan seterusnya penegakan hukum tidak pandang bulu dan tidak pilih-pilih kasih,” tuturnya.

Wacana soal FPI dibubarkan sudah beberapa kali mencuat. Pada 27 Mei 2012, Rizieq Shihab yang saat itu menjadi Ketua Umum DPP FPI mengatakan kapan saja FPI akan membubarkan diri jika pemerintah melarang semua kemaksiatan.

Sementara itu, Pengamat politik Islam, Zuhairi Misrawi, mengharapkan Ketua Front Pembela Islam Rizieq Shihab bisa segera ditetapkan sebagai tersangka. Status tersangka Rizieq itu, kata Zuhari, bisa menjadi hadiah bagi demokrasi di Indonesia. "Sekarang di Twitter sudah ramai trending topic, 'Rizieq end'. Tamat. Mudah-mudahan ini menjadi jalan menuju demokrasi,” kata Zuhairi dalam diskusi publik tentang “Persidangan Basuki Tjahaja Purnama” di Jalan Lembang, Jakarta Pusat.

Saat ini, Rizieq yang oleh pendukungnya dijuluki Imam Besar Front Pembela Islam, tengah menghadapi laporan dari sejumlah pihak. Di antaranya dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia. Organisasi mahasiswa itu menuduh Rizieq telah melecehkan umat Kristen dalam sebuah ceramahnya yang ditayangkan di situs YouTube.

Rizieq juga dilaporkan oleh Sukmawati Sukarnoputri karena dianggap menghina Soekarno dan Pancasila. Rizieq pun dilaporkan atas pernyataannya tentang uang kertas baru yang dikeluarkan Bank Indonesia mengandung logo partai komunis, palu dan arit.

Kasus terbaru, Kepolisian Daerah Metro Jaya kini berniat menyidik kasus ujaran kebencian yang dilontarkan petinggi FPI itu, setelah menyebut Kapolda Metro Jaya Mochamad Iriawan sebagai kapolda berotak hansip.

Zuhairi mengatakan, pernyataan-pernyataan Rizieq itu bisa membahayakan kebhinekaan yang menjadi kunci demokrasi di Indonesia. “Tujuan demokrasi adalah menjaga kedamaian,” katanya.

Sumber: Tempo.co/Liputan6.com

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO