JAKARTA, BANGSAONLINE.com – Mukhlas Syarkun, penulis buku Ensiklopedi Gus Dur, mengungkapkan bahwa sekarang narasi pribumi mengemuka di dunia maya, tapi dengan isu yang berbeda.
“Intinya orang yang ngaku pribumi pecah dan beda dalam hal isu, meskipun sama-sama mengklaim demi NKRI,” kata Mukhlas Syarkun kepada BANGSAONLINE, Jumat (24/5/2024).
Baca Juga: Habib Rizieq Senang Dua Buaya dan Setan Berkelahi: Ini Rezeki dari Allah
Pertama, kata Mukhlas, sebagian mengatakan bahwa kaum pribumi harus bangkit melawan hegemoni kaum Ba'lawy Yaman.
“Kemudian ditunjuk Habib Rizieq Shihab dan Smith. Karena mereka menghina keturunan Walisongo dan kiai pribum. Juga yang mereka ndawir membuat ancaman, jika gak ngasih gak bakal dapat syafaat. Padahal ibunya Habib Riziq itu orang Betawi, sedangkan ibunya Semith orang timur,” kata Mukhlas.
Bahkan, kata Mukhlas, konon hegemoni Ba’alawy itu merupakan perbudakan spiritual.
Baca Juga: Menghabisi Etnis Arab, Membela Etnis Tionghoa, Radikalisme tanpa Pengakuan
“Yang menyuarakan isu ini sebagian kalangan anak anak NU, yang dulunya Muhibbin (pecinta habaib) dan juga mereka yang terganggu di lapangan, karena sebel dengan ndawir,” tambahnya.
Kedua, tutur Mukhlas, juga muncul teriakan pribumi harus bangkit dan hahrus lepas dari hegemoni China atas penguasaan tambang, jerat utang dan penguasaan tanah.
“Juga tentang pengiriman Tenaga Kerja Asing dari China ke Indonesia yang menggusur peluang pekerjaan anak-anak pribumi. Akhirnya kini ada hampir dua puluh juta juta anak Generasi Z Indonesia nganggur,” tambahnya.
Baca Juga: Inilah Direktur TV Bondowoso yang Ditangkap Itu, Video Habib Rizieq dan Anti China Laris
Menurut Mukhlas, hegemoni China ini disuarakan hampir semua kalangan. “Baik para aktivis NU maupun Muhamamdiyan dan nasionalis,” katanya.
Bahkan, tegas Mukhlas, PDIP juga ikut ikut menyerang Presiden Jokowi karena memanjakan orang-orang China.
“PDIP bahkan lebih galak. Padahal dulu mereka memuji-muji Jokowi soal ini,” kata Mukhlas.
Baca Juga: Ancam Bunuh Mahfud MD, Kini Mastur Minta Maaf dan Mohon Diselesaikan di Luar Hukum
Menurut Mukhlas, dua duanya mengklaim demi NKRI , tapi beda visi
“Kira kira yang mana yang relevan.dan memang demi NKRI,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News