BERI SEMANGAT: Ketua Umum PP GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas saat hadiri Apel Kebangsaan yang digelar GP Ansor Sidoarjo, di depan Masjid Agung Sidoarjo, Jumat (3/2) sore. foto: mustain/ BANGSAONLINE
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sidoarjo bertekad mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menolak negara khilafah. Tekad itu dideklarasikan dalam Apel Kebangsaan yang digelar di depan Masjid Agung Sidoarjo, Jumat (3/2) sore.
Apel yang diikuti ribuan anggota Ansor dan Banser dan dihadiri sejumlah ormas kepemudaan ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum PP GP Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas. Sedangkan apel dipimpin oleh Bupati Sidoarjo H Saiful Ilah.
Hadir dalam Apel Kebangsaan ini, di antaranya Ketua DPRD Sidoarjo H Sullamul Hadi Nurmawan, Kapolresta Sidoarjo Kombespol Muh Anwar Nasir dan Dandim 0816 Sidoarjo Letkol Inf Fadli Mulyono.
Ikrar setia menjaga NKRI dan menolak khilafah ini dibacakan oleh Ketua GP Ansor Sidoarjo H Rizza Ali Faizin. "Pertama GP Ansor menegaskan, bahwa NKRI harga mati," cetus H Rizza Ali Faizin. Deklarasi juga menyatakan GP Ansor menegaskan dasar negara Indonesia adalah Pancasila.
Selain itu, GP Ansor siap melawan kelompok radikalisme dan menolak berdirinya Khilafah. Total ada sembilan poin yang dibacakan H Rizza di depan ribuan peserta Apel Kebangsaan tersebut.
Selain deklarasi melawan radikalisme dan menolak khilafah, ribuan anggota Ansor dan Banser Sidoarjo ini juga mendapat pencerahan dari Ketua Umum PP GP Ansor H Yaqut Cholil Qoumas terkait penolakan terhadap Khilafah. Menurut H Yaqut, negara Indonesia didirikan oleh para kiai, di antaranya Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Hasbullah, KH Bisri Syansuri dan kiai-kiai pendahulu lainnya.
Sehingga, kata Yaqut, tidak mungkin para kiai tersebut mendirikan negara ini tidak sesuai syariat. Dengan demikian, negara Indonesia dipastikan sesuai syariat.
"Karena negara ini sudah sesuai syariat, maka konstitusi negara ini sudah sesuai syariat. Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, sudah sesuai syariat," cetus H Yaqut Cholil Qoumas.
Oleh karena itu, kata H Yaqut, pihaknya wajib mentaati konstitusi negara Indonesia. "Namun jika hari ini, ada (pihak) yang masih mencoba menggantikan apa yang kita yakini sudah sesuai syariat. Apa yang kita lakukan?," tanya Gus Tutut, panggilan karib H Yaqut Cholil Qoumas, yang kemudian dijawab kompak anggota Ansor dan Banser, "Lawan" hingga tiga kali.
Jawaban itu langsung direspon Gus Tutut dengan menyatakan hal itu menjadi pilihan terakhir karena langkah pertama adalah mengajak pihak tersebut untuk berbicara baik-baik dahulu dengan meminta kembali ke pangkuan ibu Pertiwi. Namun jika mereka tetap menolak, maka kata Gus Tutut "mari kita ikrarkan hari ini, bersama-sama kita tantang mereka menjemput kiamat bersama-sama,".
Dalam kesempatan itu, Gus Tutut juga meminta kader Ansor dan Banser di Sidoarjo tetap tenang terkait kejadian pelecehan, penghinaan dan perlakuan tidak semestinya terhadap Rais Am PBNU KH Ma'ruf Amin. Sebab hal itu sudah diurusi pihaknya. Dan hal tersebut, kata Gus Tutut, semata ekses Pilkada DKI Jakarta.
Kata Gus Tutut, GP Ansor marah terkait kejadian tersebut. Namun kemarahan itu dengan menegur pihak yang memperlakukan tidak baik terhadap Rais Am PBNU, bukan karena tidak setuju dengan pilihan politiknya.
"Bukan kita mendukung calon yang lain. Tetapi semata-mata karena kita melindungi muruah para kiai-kiai kita. Kiai-kiai lah yang mendirikan negara ini. Sehingga rakyat yang hidup bahkan yang sudah mati, ikut menikmati nikmatnya hidup di Indonesia," tandasnya.
Pasca orasi yang disampaikan Gus Tutut, Apel Kebangsaan diakhiri dengan unjuk kemampuan para pendekar dari pencak silat Pagar Nusa dan anggota GP Ansor Sidoarjo. Apel Kebangsaan berlangsung lancar hingga akhir acara meski hujan sempat mengguyur. (sta/rev)








