Sebuah masjid mampu bertahan ratusan tahun meski sang pendirinya telah wafat. Namun fisik masjid sudah berubah drastis dari fisik semula. Masjid Pesucinan misalnya, dulunya beratap daun lontar. Namun seiring kemajuan jaman, kini masjid peninggalan Syeikh MaulananMalik Ibrahim itu, sudah beratap genteng.
Baca Juga: Banyak Masjid di Indonesia Tak Terjaga Kesuciannya Gegara Ngepel Lantai Masjid Pakai Alat Pel WC
Masjid Pesucinan ini, berlokasi di Dusun Pesucian Desa Leran Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik. Masjid itu, konon telah berusia 664 tahun. Informasinya, masjid Pesucinan atau kerap disebut Masjid Syeikh Maulana Malik Ibrahim itu dibangun pada tahun 1409 M silam.Inilah masjid pertama di tanah Jawa.
BANGSAONLINE berkesempatan mengunjungi Masjid Pesucinan, pada Rabu (2/7) lalu dan melihat dari dekat keberadaan masjid tersebut. Dari segi tampilannya tampak bangunan masjid ini mengalami banyak perubahan. Diantaranya tembok yang dulunya berbahan kayu jati kini sudah berganti tembok. Begitu pula atap yang berbahan daun lontar kini sudah berganti genteng.
Meski begitu ada beberapa situs yang sengaja dibiarkan sesuai bentuk aslinya. Antara lain cungkup atap yang berbahan ukiran kayu jati. Ada pula bedug tua peninggalan Sunan Gresik, sebutan lain Sunan Maulana Malik Ibrahim. Karena kondisinya sudah usang, bedug tersebut kini disimpan di sebuah museum yang berada di area makam Sunan Maulana Malik Ibrahim. Selain itu bangunan yang tidak pernah dibongkar yakni tempat wudhu dan pemandian masjid.
Baca Juga: Ketua MUI Pusat: Masjid-Mushalla Jangan Dijadikan Tempat Kampanye Politik
Seorang pengurus takmir Masjid Pesucinan, M Musholin, mengatakan, bangunan masjid ini sudah tiga kali mengalami perombakan. Renovasi pertama kalinya tahun 1986 oleh KHSa'dan, seorang tokoh agama setempat. Kala itu beberapa bagian mulai dari lantai, tembok hingga atapnya diganti dengan bahan material. Hanya tiang berbahan kayu jati yang masih dipakai penyangga. "Bangunan aslinya dari bahan batu bata merah, kayu jati dan daun lontar," terangnya.
Seiring waktu, masjid ini kembali mengalami perombakan pada tahun 1995. Pada renovasi kedua ini bangunan masjid makin disempurnakan. Tembok yang semula hanya dipoles dengan semen, kemudian dibongkar dan diganti batu bata putih. Begitu pula lantainya yang semula berbahan ubin diganti keramik. "Renovasi yang kedua banyak bangunan diubah menjadi lebih sempurna," ungkapnya.
Hinggi kini masjid tua itu terus mengalami perbaikan. Terlebih saat masa pemerintahan Bupati Gresik KH Robbach Ma’sum. Masjid ini memperoleh perhatian lebih baik berupa kelestarian peninggalan yang tersisa maupun bantuan renovasi. H
Baca Juga: Fokus Kesejahteraan Jemaah, Pengurus DMI Kota Malang Gelar Studi Tiru ke Gresik
Hal ini dilakukan karena selain menjadi tempat bersejarah, masjid tersebut juga sebagai salah satu tempat ibadah. "Waktu jamannya Pak Robbah, bedug peninggalan Sunan Maulana Malik Ibrahim itu diambil untuk dilestarikan di museum. Sebagai gantinya bupati memberi bantuan bedug baru dan biaya renovasi," beber
Di Masjid Pesucinan, juga terdapat kolam yang konon dulu sebagai tempat bersuci Malik Ibrahim dengan ukuran sekitar 3x3 meter.Penduduk setempat percaya jika kolam itu buatan asli dari Malik Ibrahim, sebab air kolam yang konon memiliki khasiat menyembuhkan segala penyakit itu, rasa airnya berbeda dengan dengan beberapa kolam yang ada di sisi kiri dan kanan masjid.
"Air yang ada di kolam samping Masjid Pesucinan rasanya tawar, sedangkan air di sisi kanan dan kiri masjid rasanya asin. Itu yang membuat masyarakat setempat percaya jika kolam itu buatan asli dari kanjeng sunan," kata salah jemaah di masjid tersebut.
Baca Juga: Kutuk Serangan Israel di Masjid Al-Aqsa, NU Jatim Instruksikan Nahdliyin Baca Qunut Nazilah
Seorang warga dusun setempat mengaku tidak banyak mengetahui secara detail cerita asal-muasal berdirinya masjid, namun berdasarkan keterangan beberapa orang tua di Desa Leran, munculnya masjid itu secara tiba-tiba. "Munculnya tepat pukul 00.00 malam 600 tahun yang lalu, ini karena penduduk di sekitar Desa Leran mayoritas beragama Budha, sehingga dengan kemunculan secara tiba-tiba masyarakat tidak curiga," katanya.
Masyarakat setempat juga percaya, jika Maulana Malik Ibrahim kali pertama menginjakkan kakinya di Jawa adalah di Desa Leran, dan salah satu bukti itu adalah Masjid Pesucinan itu. Dinamakan Pesucinan, karena masjid itu merupakan tempat mensucikan diri masuk Islam bagi penduduk yang mayoritas Hindu-Budha, dan salah satu alat mensucikan adalah dengan membasuh air yang ada di kolam samping masjid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News