BLITAR, BANGSAONLINE.com - Puluhan petani di Dusun Cerme, Desa Kalipucung, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar terancam gagal panen. Padi mereka mulai bibit hingga menjelang panen diserang hama wereng sejak beberapa minggu terakhir.
Sugeng (34). salah satu petani mengatakan, hama wereng menyerang pangkal batang padi mereka. Wereng menyerap nutrisi batang padi, sehingga padi mengering hingga ke pucuk daun. Akibatnya, padi tidak dapat berbuah, bahkan mati akibat pembusukkan pada batang padi.
Baca Juga: Kantor Perhutani Blitar Digeruduk Ratusan Petani, Tuntut Pembebasan Lahan Tanpa KKN
Para petani sudah berupaya dengan berbagai cara untuk mengatasi serangan hama wereng ini, baik pengobatan hingga cara spiritual. Untuk mengatasi hama wereng ini, warga menyemprot dengan insektisida pembasmi hama, namun hasilnya tidak signifikan. Serangan hama wereng tetap tidak terken dali menyerang padi mereka.
Bahkan, para petani juga mengupayakan dengan cara spiritual, yakni dengan dengan menggelar doa bersama (selamatan untuk mengusir wereng) di sawah yang terserang hama wereng. Meski demikian, hama wereng masih belum dapat dikendalikan. Sebagaian warga yang padinya mulai berisi terpaksa memanen lebih dini. Sebab, bila tidak dipanen lebih awal, kerugian yang akan dialami petani semakin besar. Tidak jauh berbeda dengan padi yang baru berusai dua bulan lebih, petani terpaksa memotong tanaman padinya.
“Bila tidak dipotong lebih awal, hama tetap akan di sekitar sini, sehingga musim panen berikutnya wereng tetap banyak,” ungkap Sugeng, Senin (13/03).
Baca Juga: Peringatan Hari Tani Nasional di Blitar, Diwarnai Aksi Demo, Teatrikal, dan Saling Dorong
“Kok yang sudah mulai berbuah, bibit padi yang seharusnya ditanam juga sudah diserang wereng,” tambahnya.
Miftahul Ulum salah satu anggota kelompok tani di Dusun Cerme mengatakan, ada sekitar 19 haktare sawah di Dusun Cerme yang terserang hama wereng. Sementara untuk seluruh Desa Kalipucung ada sekitar 60 haktare. Dipastikanya, hampir seluruh petani padi di Desa Kalipucung terancam gagal panen, sehingga mengalami kerugian jutaan rupiah. Untuk satu haktare sawah, petani membutuhkan biaya sekitar Rp 3.5 juta.
“kalau keadaan tanaman yang terserang hama seperti saat ini bisa lebih besar kerugian yang dialami oleh petani,” ungkap Ulum.
Baca Juga: Mentan: Blitar Bisa Jadi Pionir Daerah Multi Komoditi Pertanian Nasional
Ulum menjelaskan, bahwa penyuluh lapangan sempat memberikan ramuan untuk menanggulangi hama wereng ini, namun tidak mempan. Menurutnya, ini dikarenakan petani sebelumnya sudah menggunakan obat-obatan anorganik, sehingga hama wereng tidak mempan diberikan obat organik.
Di berbagai lahan pertanian di kecamatan lain di Kabupaten Blitar juga tidak luput dari serangan hama wereng. Di Kecamatan Kanigoro dan Kademangan, hama wereng juga menyerang puluhan haktare lahan padi petani. (blt1/tri/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News