JEMBER, BANGSAONLINE.com - Angka kematian ibu melahirkan di Kabupaten Jember, cukup mengkhawatirkan. Dalam rentang Januari hingga awal Maret 2017, jumlah ibu meninggal saat melahirkan mencapai sembilan orang.
“Rata-rata kasus ibu mati saat melahirkan, dikarenakan terjadi pendarahan saat proses persalinan. Akibatnya, nyawa ibu tidak bisa terselamatkan,” ujar sekretaris Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jember, Sri Umiani saat rapat Pansus 1 LKPJ Bupati, Rabu (15/3).
Baca Juga: Pembuang Bayi di Kabupaten Jember Ternyata Seorang Janda dengan Gangguan Jiwa
Selain itu, kata dia, bagi ibu hamil dengan risiko tinggi, semestinya langsung dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.
"Memang, ada beberapa faktor penyebab kematian ibu hamil saat melahirkan. Di antaranya karena pendarahan, keturunan (biologis), dan jantung lemah," katanya.
Faktor lain yang mneyebabkan seorang ibu hamil meninggal, soal di lapangan. Ada beberapa kendala yang mengakibatkan mereka tidak bisa mendapatkan layanan yang kurang baik. Seperti kasus di Kecamatan Kencong. Ketika dirujuk ke rumah sakit, ibu yang memiliki resiko tinggi itu, ternyata tidak memiliki BPJS kesehatan. Sementara pengurusan Surat Pernyataan Miskin (SPM) dari desa, membutuhkan waktu yang cukup lama. Padahal ibu yang memiliki risiko tinggi saat melahirkan, butuh segera mendapatkan penanganan medis.
Baca Juga: Geger, Warga Jember Temukan Mayat Bayi Mengambang di Sungai
Untuk menekan angka kematian ibu hamil saat melahirkan, IBI terus melakukan berbagai upaya. Di antaranya, pendampingan dan sosialisasi kepada ibu hamil serta kader kesehatan.
"Kami akan lebih rutin lagi untuk melakukan pemeriksaan terhadap ibu hamil. Selain itu memperbanyak pelatihan, dan mengintensifkan koordinasi dengan rumah sakit," jelasnya.
Dari sejumlah faktor penyebab kematian ibu hamil tersebut, yang paling dominan atau sebagian besar karena mengalami pendarahan yang hebat. Pada saat masih dalam masa kehamilan, Dinkes memberikan tablet penambah darah melalui Puskesmas, atau pada saat pendampingan agar kondisinya tidak bertambah parah.
Baca Juga: Bersihkan DAM Irigasi Sawah, Warga Jember Temukan Mayat Bayi Laki-Laki
Selain itu, lanjut Sri, Dinkes juga mengerahkan ahli gizi untuk mendampingi ibu hamil dalam hal pemenuhan kebutuhan makanan tambahan, agar kondisi ibu dan bayinya tetap terjaga dan sehat. "Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil ini bervariasi, kadang berupa susu atau biskuit."
Berdasarkan data yang dimiliki IBI Jember, angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2015 mencapai 32 kasus. Untuk tahun 2016 jumlahnya meningkat menjadi 33 kasus. Menurut Umiani, jika tren awal tahun ini terus berlanjut, maka angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2017 bakal melampaui tahun 2016.
Dia berharap, ada kebijakan dari Pemkab Jember untuk memberikan kemudahan dalam proses administrasi khususnya bagi ibu hamil dengan resiko tinggi yang berasal dari masyarakat tidak mampu. Sehingga kasus ibu meninggal saat melahirkan bisa ditekan.(jbr1/yud/rus)
Baca Juga: Mayat Bayi Laki-Laki Terbungkus Kresek Merah Ditemukan di Tanah Tegalan Desa Gambiran Jember
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News