JOMBANG,
BANGSAONLINE.com – Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Nahdlatul Ulama
(Lazisnu) Kabupaten Jombang menggelar Workshop Accounting dan Fundraising
Lazisnu se-Jawa Timur. Kegiatan yang dihadiri sekitar 70 peserta utusan 30 kota
Lazisnu se-Jawa Timur itu dilaksankan di gedung Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Raushon Fikr, Pulo Lor, Jombang.
Saat memberikan sambutan, Ketua Lazisnu Kabupaten Jombang, Didin Akhmad
Sholahudin, mengatakan, Lazisnu memiliki ribuan pesantren dan jutaan massa yang
tersebar di seluruh Indonesia. Sebuah potensi yang masih menjadi keuntungan
sekaligus tantangan untuk dikembangkan. “Lazisnu
sudah masuk 16 lembaga resmi yang menyalur kan zakat. Seharusnya, minimal
mendapat Rp 50 miliar pertahun," kata pria yang biasa dipanggil Gus Didin
tersebut.
Pada tahun 2016, Lazisnu secara keseluruhan sudah dapat mengumpulkan dana Rp 59
miliar. Hal ini harus menjadi modal awal untuk terus mengembangkan potensi
pengelolaan ZISWAF (zakat, infaq, sedekah, dan wakaf) kedepan.
"Melihat dari massa angka nominal sedekah Lazisnu lebih besar dari lembaga
lain, apabila dikelola dengan baik. Tentu kemadirian nahdliyin akan semakin
mudah dicapai ketika dana miliaran itu diperoleh setiap bulan dan diberdayakan
untuk kepentingan semua warga NU,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Raushon Fikr, Kiai Hafidz Maksum memaparkan,
jangan sampai NU terjual karena perkara politik praktis. Seharusnya ada
sebagian kelompok yang mengurus masalah sosial dan perekonomian umat, kegiatan sosial kemasyarakatan seperti
Lazisnu.
Menurutnya, proses kegiatan NU paling efektif dilakukan di madrasah atau masjid
dengan penananaman komitmen merawat NU. “Yayasan saya memberikan kesempatan
seluas-luasnya buat NU memakai gedung milik Yayasan tanpa bayar,” ulasnya.
Apresiasi atas kegiatan ini disampaikan Ketua Tanfidziyah PCNU Jombang, KH.
Isrofil Amar. Menurutnya, kegiatan ini merupakan langkah yang sangat baik yang
dilakukan Lazisnu sebelum Konfercab NU Jombang pada tanggal 22-23 April 2017
nanti.
Sebagai
langkah pasti mewujudkan PCNU Jombang mandiri dan tidak menggunakan proposal
dalam setiap kegiatan, sehingga tidak di intervensi oleh partai politik dan
siapapun. “Poin penting yang perlu dijaga untuk masa depan NU kedepan adalah
prinsip kemandirian. Salah satunya kita bebas intervensi pihak manapun,”
katanya.
Kiai Isrofil juga menjelaskan, Lazisnu adalah bagian dari NU, keberhasilan
Lazisnu dalam pendekatan dakwahnya juga bearti kesuksesan NU secara umum. Perlu
keberanian semua elemen untuk mendukung suksesi gerakan Lazisnu. Salah satu
caranya dengan melihat kembali sifat keberanian KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab
Chasbullah dan KH. Bisri Syansuri.
Baca Juga: Warga NU Jombang Dukung Muhaimin Iskandar Jadi Presiden
“Kemandirian dan keberanian adalah sikap yang harus dimiliki oleh setiap kader Lazisnu untuk mencapai target yang sudah dicanangkan," jelasnya. Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Lazisnu Jatim, Nur Shodiq Iskandar, Sekretaris PCNU Jombang, Muslimin Abdillah, pengurus Lazisnu Jombang serta sejumlah pengurus Lazisnu se-Jatim. (rom/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News