Oleh: M Mas'ud Adnan
Menjelang Muktamar NU ke-33 di Jombang, beberapa ketua PCNU dan PWNU di luar Jawa melaporkan kalau ada salah seorang pejabat yang jadi tim sukses kandidat ketua umum PBNU tertentu minta nomor rekening. Mungkin maksudnya mau mentransfer uang agar ketua PCNU atau PWNU itu memilih kandidat yang ia dukung. Peristiwa itu dilaporkan kepada Kiai Hasyim Muzadi oleh ketua PWNU maupun PCNU yang dimintai nomor rekening itu.
Baca Juga: Hadiri Halaqah Pesantren Al-Hikam, Ketua Wantimpres Bersyukur Dekat Kiai Hasyim Muzadi
Kiai Hasyim Muzadi langsung gundah dan resah. Kiai muballigh kondang itu gundah bukan karena tak punya uang tapi lantaran budaya sogok-menyogok sudah melanda organisasi keagamaan yang dicintainya. Kiai Hasyim Muzadi menelepon saya dan ngudarasa (curhat).
”Ini gimana Mas’ud. Masak mau menduduki jabatan dengan cara membeli, itu kan jelas dilarang syariat,” katanya prihatin.
”Saya punya uang. Tapi masak mau membeli jabatan. Kan itu jelas tak diperbolehkan secara syariat,” suara beliau terasa berat karena resah dan kecewa.
Baca Juga: Ngaku Kiai Lasem, Nuduh Gus Dur Syiah, Ini Jawaban Penulis Ensiklopedi Gus Dur
Beberapa hari kemudian saya bertemu Kiai Hasyim Muzadi dalam suatu acara di sebuah hotel di Surabaya. Seusai acara saya ikut mengantar beliau ke mobilnya. Beliau menuturkan ada seorang ketua PWNU di luar Jawa terang-terangan minta uang dengan nilai sangat besar untuk mengerahkan PCNU-PCNU-nya.
”Saya bilang sampean dukung atau tidak saya tak peduli. Tapi kalau dengan cara seperti itu saya tak mau,” kata Kiai Hasyim Muzadi menuturkan kepada saya sambil masuk mobil alphardnya.
”Saya mau ngasih uang atau transport tapi jangan lalu dijadikan transaksi untuk meraih jabatan,” tegasnya.
Baca Juga: Kiai Malik Madani: Dulu Saya Usulkan AHWA untuk Hadang Politisi Busuk, Tapi...
Karena Kiai Hasyim Muzadi dalam sehari-harinya sudah terbiasa memberi uang kepada siapa saja, terutama kader NU yang sowan ke kediamannya.
Akhirnya, ketua PWNU yang sebelumnya sering datang ke Pondok Pesantren Al-Hikam Depok Jawa Barat itu memang keluar barisan dari kelompok Kiai Hasyim Muzadi. Dalam Muktamar NU di Jombang ia memilih bergabung dengan kelompok lain.
Kiai Hasyim Muzadi terkenal sebagai kiai dermawan. Beliau sering memberi uang kepada kader-kader NU tanpa minta imbalan atau tanpa kepentingan. Bahkan Kiai Hasyim Muzadi ikhlas membiayai kader-kader NU yang jadi calon anggota DPR atau DPRD jika yang bersangkutan tak punya dana. Tapi untuk meraih jabatan – apalagi di NU – Kiai Hasyim Muzadi selalu pakai parameter fiqh atau hukum Islam. Artinya, kalau prosedurnya tak sesuai syariat atau fiqh Kiai Hasyim Muzadi selalu menolak memberi uang. (m mas’ud adnan/bersambung)
Baca Juga: Haul ke-4, Empat Hikmah Tarbawi Abah Hasyim Muzadi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News