Pemkot Mulai Sentuh Proyek Jalinbar, Pembebasan Permukiman Diplot Rp 3 Miliar

Pemkot Mulai Sentuh Proyek Jalinbar, Pembebasan Permukiman Diplot Rp 3 Miliar Jembatan Rejoto, pioner pembukaan Jalinbar oleh Wali Kota Masud Yunus. foto: YUDI EP/ BANGSAONLINE

KOTA MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Pemkot Mojokerto mulai mengawali mega proyek pembangunan jalan Lingkar Barat (Jalinbar) Surodinawan-Pulorejo sepanjang 5 km minggu depan. Tahun ini, pemkot setempat mengalokasikan Rp 3 miliar untuk pembebasan lahan yang diproyeksikan tuntas empat hingga lima tahun mendatang.

"Insya Allah, mulai minggu depan tim kita dari Bappeko dan DPUTR mulai bekerja. Mereka akan mensosialisasikan masalah pembebasan lahan tahap pertama kepada warga berdampak setelah taksir harga dari apprasial turun," jelas Wali Kota Mojokerto, Masud Yunus, Kamis (11/5).

Baca Juga: Kota Mojokerto Mulai Uji Coba Makan Bergizi Gratis Bagi 14 Ribu Siswa SD-SMPN

Orang nomer satu di pemkot ini mengungkapkan ada sejumlah tahapan dalam pembukaan infrastruktur ini. "Kita mulai membebaskan lahan dari tahap pertama yang sarat permukiman, yakni di Perumahan Surodinawan hingga tahapan berikutnya yang lebih enteng berupa areal persawahan. Pembebasan lahan ini kita targetkan selesai 2018 mendatang," paparnya.

Jika proses pembebasan lahan ini selesai tepat waktu, lanjut ia, maka tahun 2019 mulai menyentuh infrastruktur. Wali Kota menyatakan, pihaknya sengaja mengalokasikan anggaran pembebasan dalam jumlah terbatas dengan harapan dapat terserap seluruhnya.

"Sengaja kita anggarkan minim dengan harapan tak ada sisa pengganggaran (silpa). Kalau kurang nantinya maka akan diajukan lagi dalam perubahan APBD," katanya.

Baca Juga: Pemkot Mojokerto Gelar Puncak Peringatan HUT ke-79 PGRI dan Hari Guru Nasional 2024

Proyek jalan yang disebut-sebut ending golnya adalah untuk mengikis kesenjangan ekonomi warga di kawasan barat ini tampak ambisius. Pasalnya, pelaksanaan proyek ini bakal tak mudah karena harus menerabas pemukiman padat penduduk. Yang tentu saja selain butuh cost sangat tinggi juga diperkirakan akan menghadapi penolakan. Tak hanya itu, pemkot harus membuat flyover Blooto sebagai solusi keberadaan rel kereta api di kawasan tersebut. Ini tentu butuh dana yang tak sedikit selain persetujuan dari pihak PT KAI sendiri.

Apalagi, menurut Wali Kota, jalan ini juga memiliki lebar yang tak sempit. "Ini nantinya akan menjadi dua jalur. Lebarnya 25 meter termasuk bahu jalannya. Kalau ada warga yang minta sisa tanahnya kita beli, kita beli sekalian untuk RTH (Ruang Terbuka Hijau, Red)," tambahnya.

Pelaksanaan proyek ini diapresiasi dari kalangan DPRD setempat. Sekretaris Komisi II, Edwin Endra Praja mengungkapkan target gol proyek ini akan membawa kesejahteraan bagi warga di kawasan barat. "Proyek ini akan mengakhiri kesenjangan sosial di kawasan barat dan tengah. Karena secara ekonomi kawasan barat merupakan kantong kemiskinan," ujar ia.

Baca Juga: Punya Bukit Teletubbies, TPA Randegan Serap Kunjungan Wisata Daerah

Namun ia menyayangkan lamanya pelaksanaan proyek ini. "Kalau hanya 5 km terlalu lama jika dikrjakan selama 4 tahun. Kalau serius 2 tahun saja cukup," pungkasnya. (yep/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO